Canda Prabowo di Harlah PKB: Minta Kopi, tapi Disuguhi Teh oleh Stafnya
Harlah PKB hari ini diwarnai canda Prabowo ketika cangkir yang dikiranya berisi kopi justru berisi teh. Dia pun lantas menyalahkan stafnya.
TRIBUNNEWS.COM - Momen canda terjadi ketika Hari Ulang Tahun (Harlah) PKB ke-27 yang digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2025).
Adapun momen tersebut terjadi ketika Presiden Prabowo Subianto tengah berpidato dan menceritakan cara dirinya agar tidak kelelahan saat beraktivitas adalah meminum kopi.
Namun, ketika dirinya hendak minum kopi yang disajikan di dekat podiumnya, justru berisi teh.
Momen itu bermula ketika dirinya menceritakan kepadatan agenda yang harus dijalaninya pada hari ini.
"Saya hari ini sudah berapa kali pidato. Pagi ini pelantikan perwira, habis itu ketemu pengusaha-pengusaha asing."
"Kemudian launching logo (HUT RI ke-80), sebelumnya ketemu pimpinan MPR RI, malam ada undangan PKB lagi," katanya, dikutip dari YouTube PKB.
Prabowo lalu mengungkapkan, demi menjaga kebugarannya, dia terlebih dahulu meminum kopi sebelum hadir ke acara Harlah PKB.
Baca juga: Jelang Puncak Harlah PKB, Cak Imin Beri Arahan Khusus ke Para Kader dalam Bimtek Nasional
Kemudian, dia tampak mencari sesuatu dari sebuah meja yang berada di sebelah podium tempat dirinya berpidato.
Ternyata, dirinya tengah mengecek cangkir yang dikiranya berisi kopi. Namun bukanya secangkir kopi, Prabowo menyebut justru isi dari cangkir tersebut adalah teh.
Lantas, dia berkelakar hal tersebut kesalahan dari stafnya.
"Ini staf saya nggak benar ini. Ini cangkir isinya teh bukan kopi," kata Prabowo sambil mengangkat cangkir sembari disambut tawa dari peserta Harlah PKB.
Lalu, Prabowo menyebut, karena gemar minum kopi, maka dirinya menjadi pintar.
Setelah itu, Ketua Umum Partai Gerindra itu justru mengumpat yang diduga ditujukan kepada stafnya karena kesalahan dalam membuat minuman.
"Kopi itu senjata rahasia saya. Kalau saya minum kopi, saya jadi pintar. Emang b******k," ujarnya.
Umpatan dari Prabowo itu pun kembali disambut tawa oleh peserta Harlah PKB yang hadir.
Harlah ke-27 PKB yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu malam ini dihadiri sejumlah tokoh nasional seperti pimpinan lembaga negara dan pimpinan partai politik.
Bahkan, mantan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, turut hadir dan memberikan pidatonya.
Berdasarkan catatan Tribunnews.com, berikut daftar petinggi partai dan pejabat negara yang hadir dalam Harlah PKB:
- Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka
- Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani
- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno
- Wamenko Polkam Lodwijk Paulus
- Wamenko Hukum HAM Imigrasi Otto Hasibuan
- Menteri Luar Negeri Sugiono
- Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Menko Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
- Ketua Umum Golkar sekaligus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
- Ketua Umum PAN sekaligus Menko Pangan Zulkifli Hasan
- Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf
- Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep
Sejarah Singkat PKB
PKB merupakan salah satu partai politik (parpol) di Indonesia yang berdiri pada 23 Juli 1998.
Dikutip dari laman PKB, partai ini didirikan oleh para kiai dari Nahdlatul Ulama (NU) seperti Mustofa Bisri, A Muhith Muzadi, hingga Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Kini, PKB diketuai oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Berdirinya PKB pun berawal dari usulan warga NU dari seluruh Indonesia agar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendirikan parpol.
Namun, usulan itu ditanggapi hati-hati oleh karena adanya hasil Muktamar ke-27 di Situbondo, Jawa Timur, pada 1984, yang menyatakan NU adalah organisasi yang tidak akan melakukan kegiatan politik.
Hal ini membuat sejumlah kalangan NU tidak sabar dan justru mendeklarasikan untuk mendirikan parpol.
Beberapa parpol pun sempat berdiri seperti Partai Bintang Sembilan di Purwokerto, Jawa Tengah dan Pertai Kebangkitan Ummat di Cirebon, Jawa Barat.
Petinggi PBNU pun lantas menanggapi langkah dari kalangan akar rumput itu dengan menggelar Rapat Harian Syuriyah pada 3 Juni 1998.
Dalam prosesnya, dibentuklah Tim Lima dan Tim Asistensi untuk melakukan rapat untuk menyusun rancangan awal pembentukan parpol.
Namun, dalam dinamikanya, Gus Dur pun prihatin karena kelompok NU justru ingin mendirikan parpol sehingga membaut kesan mengaitkan agama dengan politik partai.
Akhirnya, Gus Dur pun bersedia menginisiasi kelahiran parpol dengan landasan ahlussunah wal jemaah.
Hal itu pun didukung oleh kiai NU seperti Mustofa Bisri dan Munasir Ali. Akhirnya, terbentuklah PKB lewat deklarasi pada 23 Juli 1998.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.