Eks Marinir jadi Tentara Bayaran Rusia
Penjelasan Menteri Hukum soal Status Kewarganegaraan Eks Marinir Satria Arta yang Jadi Tentara Rusia
Menkum menjelaskan, status WNI Satria akan hilang dengan sendirinya ketika aktif dalam kegiatan militer asing tanpa izin dari Presiden RI.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Garudea Prabawati
Dia pun mengakui, apa yang didapatkannya selama di Rusia itu tidak sebanding dengan dicabutnya status kewarganegaraan Indonesia miliknya.
Oleh karena itu, dia memohon bantuan untuk mengakhiri kontrak dengan Rusia dan memulihkan kembali statusnya sebagai warga negara Indonesia.
"Yang terhormat Bapak Wapres, Bapak Gibran Rakabuming Raka, dan Bapak Menlu, Bapak Sugiono. Saya ingin memohon maaf sebesar-besarnya apabila ketidaktahuan saya menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia, mengakibatkan dicabutnya warga negara (WN) saya," urai Satria.
"Mohon izin Bapak, saya tidak pernah mengkhianati negara sama sekali, karena saya niatkan datang ke sini (Rusia) hanya untuk mencari nafkah, Wakafa Billahi, cukuplah Allah sebagai saksi," imbuh dia.
“Saya pamit dengan ibu, saya cuci kaki, saya mohon doa restu dan saya berangkat ke sini (Rusia),” tambahnya.
"Dicabutnya kewarganegaraan saya, itu tidak sebanding dengan yg saya dapatkan. Dengan ini saya memohon kebesaran Bapak Prabowo Subianto, Bapak Gibran, Bapak Sugiono, untuk membantu mengakhiri kontrak saya tersebut dan dikembalikan hak kewarganegaraan saya untuk kembali ke Indonesia," tutur Satria.
"Untuk saat ini yang bisa mengakhiri kontrak saya hanya Pak Prabowo, di Kemenhan Rusia kepada Bapak Vladimir Putin dan bantuan dari Allah Swt," imbuh dia.
Di akhir pernyataannya, Satria mengakui tidak ingin kehilangan kewarganegaraannya sebagai WNI karena baginya status sebagai WNI adalah segalanya untuk dia.
"Jujur saya tidak ingin kehilangan kewarganegaraan saya, karena kewarganegaraan Republik Indonesia bagi saya segala-galanya dan tidak akan bisa ternilai," kata dia.
Berapa Gaji Tentara Bayaran di Rusia?
Mengutip data dari Fulcrum, situs milik Institute of Southeast Asian Studies, para tentara bayaran asing yang direkrut Rusia umumnya menerima gaji berkisar 1.200 hingga 3.000 dollar AS per bulan, atau setara dengan Rp19,8 juta hingga R 49,5 juta (dengan kurs Rp 16.520).
Besaran gaji tersebut bervariasi tergantung dari pengalaman militer sebelumnya, lama kontrak, lokasi penugasan, lembaga atau unit yang merekrut (Kementerian Pertahanan Rusia atau kelompok seperti Wagner Group).
Sementara itu, menurut pemberitaan The World pada 15 Januari 2025, Rusia menawarkan gaji pokok bulanan sekitar 200.000 rubel atau sekitar Rp41,1 juta per bulan, untuk pria-pria yang bersedia melawan Ukraina.
Angka yang ditawarkan termasuk dalam 10 hingga 15 persen gaji nasional di Rusia.
Selain gaji pokok, Rusia juga menawarkan bonus kepada para rekrutan dan nilainya mencapai puluhan ribu dolar.
Gaji Satria saat Jadi Marinir TNI AL
Satria diketahui merupakan mantan Marinir TNI AL dengan pangkat terakhir Sersan Dua.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.