Selasa, 30 September 2025

Koperasi Desa Merah Putih

Prabowo Ciptakan Istilah ‘Serakahnomics’ Untuk Pengusaha Rakus: Mereka Vampir Ekonomi

Prabowo Subianto menciptakan istilah 'serakahnomics' untuk mencap para pengusaha rakus yang mengambil keuntungan besar dari penderitaan rakyat.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Istimewa
PRESIDEN PRABOWO - Presiden RI Prabowo Subianto di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Rabu (16/7/2025) sore. Ia enciptakan istilah serakahnomics untuk mencap para pengusaha rakus yang mengambil keuntungan besar dari penderitaan rakyat saat peluncuran 80.000 Koperasi Desa Merah Putih. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI Prabowo Subianto menciptakan istilah 'serakahnomics' untuk mencap para pengusaha rakus yang mengambil keuntungan besar dari penderitaan rakyat.

Hal itu diungkap Prabowo dalam pidatonya saat peluncuran 80.000 Koperasi Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).

Peluncuran koperasi desa dengan nama Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih diumumkan Presiden Prabowo dalam Rapat Terbatas di Istana Negara pada 3 Maret 2025.

Launching Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih diagendakan saat itu bertepatan pada Hari Koperasi Nasional pada 12 Juli 2025.

Hadirnya Koperasi Merah Putih bertujuan untuk memperkuat ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui koperasi.

Baca juga: Lampaui Target Prabowo, Kemenkum Sahkan 80.068 Koperasi Merah Putih Lewat Sistem AHU Online

“Ini bukan mazhab ekonomi liberal, bukan neoliberal, bukan pasar bebas. Ini serakahnomics. Ini nggak diajarkan di fakultas-fakultas,” kata Prabowo.

Mantan Menteri Pertahanan itu menyampaikan istilah 'serakahnomics' untuk menyoroti praktik para pelaku usaha yang memanipulasi harga pangan. 

Contohnya seperti harga beras dan pupuk dengan menyengsarakan petani dan rakyat kecil.

“Mereka bukan pengusaha sejati. Ini bukan bisnis. Ini keserakahan. Mereka mengisap darah rakyat. Mereka itu vampir-vampir ekonomi,” tegasnya.

Baca juga: Koperasi Merah Putih Bakal Matikan Bisnis Lokal? Begini Tanggapan Menteri Zulkifli Hasan

Prabowo menambahkan, praktik ini tidak hanya melanggar hukum, tapi juga menghancurkan keadilan ekonomi nasional.

Ia menilai pengusaha semacam itu bukan hanya rakus tetapi juga mengancam ketahanan bangsa.

Prabowo mengaku dirinya sudah memberikan peringatan berulang kepada para pelaku usaha besar yang terlibat dalam permainan harga pangan.

Namun, karena tidak ada perubahan signifikan, ia akan mengambil langkah hukum.

“Kalau masih melanggar, saya akan tindak. Saya akan sita. Jangan main-main dengan penderitaan rakyat,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo pun memberikan ultimatum kepada mafia penggilingan padi yang memainkan harga beras dan merugikan negara hingga Rp 100 triliun per tahun. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan