Sabtu, 4 Oktober 2025

PSI Gelar Pemilu Raya

Betapa PSI Membutuhkan Jokowi, Kongres Partai di Solo Sudah Jadi Tanda

Betapa PSI membutuhkan Jokowi sudah dapat terlihat secara keseluruhan dari Kongres yang digelar selama dua hari di Solo pada akhir pekan kemarin.

TRIBUNNEWS/Yohanes Liestyo
PSI BUTUH JOKOWI - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam sesi “Pesan Kebangsaan” di Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025). Betapa PSI membutuhkan Jokowi sudah dapat terlihat secara keseluruhan dari Kongres yang digelar selama dua hari di Solo pada akhir pekan kemarin. Hal ini juga dilihat oleh dua pengamat politik yaitu Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti, dan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno. 

Menurutnya, hal itu berbanding terbalik dengan tagline PSI, yaitu Partai Super Tbk, yang bermakna bahwa partai bukanlah milik segelintir keluarga.

"Dan akan mengaburkan makna Partai Super Terbuka PSI di mana di dalamnya disebut bukan kepemilikan keluarga. Maka, jika Pak Jokowi masuk ke dalamnya, akan terlihat tidak konsisten," tegasnya.

PSI Memang Disiapkan untuk Jokowi

JOKOWI DAN PSI - Dokumentasi Presiden Joko Widodo saat menghadiri perayaan HUT ke-4 PSI di Jakarta, 11 November 2018. Pada 2025 ini, Jokowi santer disebut bakal bergabung dengan PSI.
JOKOWI DAN PSI - Dokumentasi Presiden Joko Widodo saat menghadiri perayaan HUT ke-4 PSI di Jakarta, 11 November 2018. Pada 2025 ini, Jokowi santer disebut bakal bergabung dengan PSI. (Foto: Partai Solidaritas Indonesia)

Sementara, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, mengungkapkan kehadiran Jokowi menjadi pembicara saat kongres menjadi wujud, PSI memang disiapkan untuk kendaraan politik eks Wali Kota Solo tersebut.

"Ketika forum hari ini (Sabtu lalu), ada pesan kebangsaan dari Jokowi yang notabene bukan kader resmi, ini kan jelas partai ini sebenarnya adalah eksposure dan karpet merah yang sengaja dipersiapkan PSI untuk Jokowi."

"The one and only partai ini kiblat politiknya hanyalah Jokowi," ujarnya kepada Tribunnews.com, Senin.

Ade juga mengatakan PSI menjadi alat Jokowi ketika dia mendapat kecaman atau kritikan dari publik. Menurutnya, para kader partai berlambang gajah berkepala merah itu akan pasang badan.

Hal itu sudah mulai terlihat sejak Jokowi dipecat dari PDIP pada Desember 2024 lalu, karena dianggap mendukung Prabowo Subianto saat Pilpres 2024.

Adapun nasib serupa juga dialami oleh putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, karena menjadi pendamping Prabowo serta menantunya, yakni Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, yang mendukung Prabowo-Gibran pada pilpres tahun lalu.

"Memang sejak ada konflik politik antara Jokowi dengan PDIP, per hari ini juga, kader-kader PSI dan termasuk elite-elite PSI adalah mereka yang pasang badan menjadi garda depan dari bully dan kritikan manapun," ujar Ade.

"Pasca-pilpres, sangat kelihatan sekali di media sosial, media mainstream, dan debat-debat terbuka, yang selalu memberikan dukungan secara total dengan Pak Jokowi tidak ada partai yang lain selain PSI," sambungnya.

Namun, berbeda dengan Ray, Ade melihat PSI dan keluarga Jokowi diibaratkan saling membutuhkan dalam konteks politik.

Sehingga, dia menilai tidak ada hal yang bisa memisahkan antara PSI dan Jokowi.

"Inilah yang saya sebut Jokowi dan PSI adalah dua sisi yang tidak dipisahkan, ini semacam mutual interesting. Saling menguntungkan dan juga membutuhkan satu sama lain," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved