Selasa, 7 Oktober 2025

Mengenang Perang Jawa Melalui Pameran Martabat hingga Peluncuran Buku Babad Diponegoro

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menghidupkan kembali semangat perjuangan Pangeran Diponegoro melalui rangkaian acara budaya.

Tribunnews/Istimewa
PERINGATAN PERANG JAWA - Narasumber konferensi pers Pameran Martabat hingga Buku Babad Diponegoro di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Jakarta belum lama ini. Memperingati 200 tahun Perang Jawa (1825–1830), Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menggelar rangkaian acara budaya dan literasi bertajuk “Martabat yang  bertujuan membangun ingatan kolektif bangsa serta mengenalkan nilai-nilai patriotisme Pangeran Diponegoro kepada generasi muda. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Dua abad setelah pecahnya Perang Jawa (1825–1830), Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menghidupkan kembali semangat perjuangan Pangeran Diponegoro melalui rangkaian acara budaya dan literasi bertajuk "Martabat".

Program ini bukan sekadar peringatan sejarah, melainkan upaya membangun ingatan kolektif bangsa serta menanamkan nilai-nilai patriotisme kepada generasi muda.

Perang Jawa menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah perlawanan rakyat Nusantara terhadap kolonialisme Belanda.

Dipimpin oleh sosok karismatik Pangeran Diponegoro, perang ini merepresentasikan semangat kerelawanan dan nasionalisme awal yang menjadi fondasi perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan.

Sekretaris Utama Perpusnas, Joko Santoso, menegaskan bahwa momen 200 tahun Perang Jawa adalah pengingat penting akan warisan sejarah bangsa yang sarat nilai perjuangan.

“Kita ingin mengingatkan generasi muda bahwa Indonesia memiliki sejarah besar yang patut dihargai. Koleksi-koleksi seperti Babad Diponegoro sudah diakui UNESCO sebagai bagian dari Memory of the World,” ujarnya dalam Taklimat Media yang digelar Jumat (18/7/2025).

Sebagai puncak rangkaian kegiatan, pameran tematik “Martabat” akan digelar pada 20 Juli hingga 20 Agustus 2025 di Gedung Perpusnas Jakarta.

Pameran ini menampilkan koleksi langka dari Museum Nasional, Keraton Yogyakarta, hingga koleksi pribadi peneliti.

Di antara benda bersejarah yang ditampilkan terdapat replika keris dan pelana kuda Pangeran Diponegoro, dua simbol yang lekat dengan perjuangan dan martabat sang pahlawan.

Menariknya, pameran ini juga hadir secara digital melalui platform Google Arts & Culture, membuka akses global bagi masyarakat internasional untuk mengenal lebih dalam sosok Diponegoro dan semangat Perang Jawa.

Komitmen Perpusnas untuk menghadirkan sejarah dalam wujud yang inklusif dan edukatif juga terlihat dari berbagai program pendamping pameran.

Baca juga: Masyarakat Sumbar Harap Bagindo Dahlan Abdullah Tidak Dilupakan dalam Sejarah Indonesia

Di antaranya adalah peluncuran buku Babad Diponegoro dua jilid, disunting oleh sejarawan terkemuka Peter Carey; sketsa Perang Jawa karya kolaboratif Carey dan filolog Aditia Gunawan dan  25 judul komik edukatif bertema perjuangan Diponegoro, ditujukan untuk anak-anak dan remaja.

Menurut Editor Senior KPG, Candra Gautama, tahun 2025 menjadi momen refleksi kebangsaan karena bertepatan dengan 80 tahun Indonesia merdeka dan 100 tahun kelahiran sastrawan A.A. Navis.

“Tanpa inisiatif seperti ini, kita akan kehilangan kesempatan emas untuk memahami akar perjuangan nasional,” ungkapnya.

Rangkaian Acara “Martabat” yang Bisa Diikuti Publik:

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved