Minggu, 5 Oktober 2025

Anies Kritik RI Kerap Absen di Sidang PBB, Presiden Tak Pernah Muncul

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyayangkan rendahnya partisipasi langsung kepala negara dalam forum dunia. Ia menganalogikan situasi tersebut

Penulis: Gita Irawan
Tribunnews.com/Gita Irawan
PBB - Mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus Inspirator Ormas Gerakan Rakyat, Anies Baswedan, saat menyampikan pidato kunci dalam rangkaian kegiatan Rapimnas I Gerakan Rakyat di Hotel Arya Duta, Jakarta, Minggu (13/7/2025). Anies berbicara tentang peran Indonesia di kancah global, termasuk mengkritisi ketidakhadiran Presiden RI dalam forum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Mantan calon presiden Anies Baswedan menyoroti pasifnya peran Indonesia di forum internasional, khususnya dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia menilai, selama bertahun-tahun kepala negara Indonesia tidak hadir secara langsung dan hanya diwakili oleh Menteri Luar Negeri.

“Bertahun-tahun Indonesia absen di pertemuan PBB. Kepala negara tidak muncul. Selalu Menteri Luar Negeri,” kata Anies dalam pidato kuncinya di Rapimnas I Gerakan Rakyat bertema Geopolitik Global dan Masa Depan Indonesia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Minggu (13/7/2025).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyayangkan rendahnya partisipasi langsung kepala negara dalam forum dunia. Ia menganalogikan situasi tersebut seperti warga dengan rumah terbesar keempat di kampung, namun tak pernah hadir saat rapat warga.

“Ini Bapak Ibu sekalian, kalau kita tidak aktif di dunia internasional itu seperti begini: kita warga kampung, ukuran rumahnya nomor 4 terbesar di RT, tapi kalau rapat kampung kita tidak pernah datang. Cuma kita bayar iuran jalan terus. Taat di kampung. Tapi begitu rapat warga, kita tidak datang,” ujarnya.

Anies menegaskan bahwa Indonesia harus mengambil peran lebih aktif di kancah global agar tidak kehilangan pengaruh, apalagi sebagai negara dengan populasi besar dan posisi strategis di Asia Tenggara.

Indonesia Harus Ambil Peran Global

Menurut Anies, kawasan ASEAN memiliki bekal kuat sebagai kawasan yang damai dan stabil. Ia menilai, Jakarta sebagai ibu kota ASEAN seharusnya menjadi penjaga keteduhan kawasan dan pemimpin diplomatik regional.

“Sudah saatnya kita tidak lagi pasif. Sudah saatnya kita ambil posisi yang proaktif,” kata dia menekankan.

Baca juga: Dari KTT BRICS Brasil, Prabowo Lanjut ke Belgia-Prancis Hadiri Bastille Day

Anies juga menyoroti perlunya pembenahan dalam negeri sebagai syarat untuk tampil berwibawa di mata dunia.

Ia mendorong agar pekerjaan rumah di bidang demokrasi dan ekonomi segera diselesaikan agar Indonesia bisa tampil memimpin dalam forum-forum internasional.

Dorongan Naik Kelas bagi Pelaku Ekonomi

Dalam pidatonya, Anies juga menyinggung pentingnya mempersiapkan pelaku ekonomi nasional agar bisa bersaing secara global.

Ia menyebut, jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadikan negeri ini sebagai pasar menarik, namun harus disertai kesiapan agar tak hanya menjadi penonton.

“Pelaku-pelaku ekonomi Indonesia harus naik kelas. Yang kecil didorong tumbuh, yang besar dan raksasa didorong untuk go global,” ujarnya.

Menurutnya, para pelaku usaha besar Indonesia seharusnya menjadi wajah Indonesia di panggung internasional, bukan hanya bersaing di dalam negeri.

Baca juga: Presiden Brasil Sindir Dewan Keamanan PBB Tak Relevan Lagi, BRICS Mau Ambil Alih

Demokrasi Harus Jadi Penopang Perubahan

Anies juga menekankan pentingnya menjaga demokrasi sebagai alat koreksi atas kebijakan yang keliru.

Ia mengajak publik agar terus menjaga semangat perubahan demi perbaikan masa depan.

“Itu sebabnya gagasan perubahan jangan pernah hilang. Gagasan perubahan harus terus dijaga. Dan kita harus meyakinkan rakyat Indonesia bahwa perubahan untuk kebaikan itu dibutuhkan,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved