Rocky Gerung Sentil Bahlil & Jokowi Usai Indonesia Peringkat 2 Negara Paling Tak Jujur soal Akademik
Menurut Rocky Gerung, peringkat Indonesia soal masalah akademis itu juga berkaitan dengan perilaku pemimpin-pemimpin di Indonesia sendiri.
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik, Rocky Gerung, menganggap bahwa Indonesia yang berada di peringkat kedua negara paling tidak jujur masalah akademis ini sebagai hal yang memalukan.
Dia mengaku, sebenarnya hal tersebut memang membuat kesal dan marah, bahkan dia menyebut kondisi ini memalukan.
"Ada indeks lain yang akhirnya membuat kita antara marah, kesal, tapi sebetulnya indeks itu menunjukkan bahwa kita memang harus memulai mengembalikan fungsi riset, fungsi kejujuran di dalam riset, fungsi kritik di dalam metodologi," ungkapnya, dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (1/7/2025).
"Itu yang membuat kita diakui di dunia sebetulnya, nah sekarang dunia justru memeringkatkan kita di dalam kondisi yang betul-betul memalukan bahwa kejujuran intelektual Indonesia itu nomor dua, unggulnya jadi unggul di bidang ketidakjujuran intelektual, itu maksudnya," sambungnya.
Rocky kemudian menyinggung mengenai kasus-kasus yang dinilainya sudah banyak terjadi di Indonesia.
"Berbohong di dalam riset, memalsukan ijazah, menyogok supaya lulus skripsi, membayar supaya bisa masuk artikel internasional, kan semua itu bisa dibaca sebagai kondisi pariah di dalam lingkungan intelektual kita tuh," katanya.
Dari itu semua, menurut Rocky, peringkat Indonesia soal masalah akademis itu juga berkaitan dengan pemimpin-pemimpin di Indonesia sendiri.
Dia lantas menyinggung disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia yang diterbitkan oleh Universitas Indonesia (UI).
Dalam hal ini, Rocky mengatakan, selain Bahlil, petinggi-petinggi UI juga dianggap bersalah, karena asal-asalan menguji seseorang.
"Akhirnya mengaitkan ketidakjujuran itu dengan perilaku dari pemimpin-pemimpin kita, UI dipermalukan oleh skandal Bahlil, sampai sekarang itu enggak ada kejelasan itu," ungkapnya.
"Yang salah di situ bukan sekedar Bahlil berupaya untuk berbohong dalam metodologi. tetapi peneliti-peneliti atau mereka yang menguji Bahlil atau petinggi-petinggi di UI juga bersalah secara moral tuh karena asal-asalan menguji orang kan," imbuhnya.
Baca juga: Polisi Dinilai Ragu Karena Libatkan 7 Ahli dalam Kasus Ijazah Jokowi, Kuasa Hukum Beri Pembelaan
Begitu juga dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), kata Rocky, kampus yang dinobatkan menjadi salah satu universitas terbaik kini dicurigai membantu memalsukan ijazah eks Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
"Demikian juga UGM, yang ya status UGM sebagai salah satu universitas terbaik itu akhirnya runtuh karena dicurigai dengan kuat bahwa (mantan) Presiden Jokowi dibantu oleh elit politiknya untuk memalsukan ijazah beliau," bebernya.
"UGM tidak bisa membuktikan bahwa ijazah itu betul-betul sudah di-screening dengan cermat, sehingga bisa dijadikan sebagai tanda kelulusan mantan Presiden Jokowi," ucap Rocky.

Dengan adanya hal-hal tersebut, Rocky mengatakan bahwa wajar bila Indonesia menjadi negeri yang hidup dengan pembohongan dan kepalsuan.
"Jadi semua hal itu akhirnya terumuskan bahwa Indonesia ini, negeri ini hidup dengan pembohongan hidup dengan kepalsuan, hidup dengan palsu memalsukan, hidup dengan berbohong."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.