Minggu, 5 Oktober 2025

HUT Bhayangkara 2025

5 Polisi Nyambi demi Cukupi Ekonomi: Dagang Sayur, Jadi Pemulung, hingga Jualan Es

Lima polisi berikut ini pilih menyambi pekerjaan lain untuk menambah penghasilan dan mencukup ekonomi mereka.

|
Kolase Tribunnews.com
POLISI NYAMBI - (Kiri-kanan atas) Aipda Wahyu Mulyawan, polisi asal Kota Medan, Sumut, berjualan sayur; Bripka (purn) Seladi, pensiunan polisi yang pernah memulung dan kini mendirikan gudang sampah; (Kiri-kanan bawah) Bripka Antoni Wahyudi, polisi asal Aceh yang membantu orang tuanya berjualan mie; Aipda Khoirul Anam di Bangkalan yang membuka kedai es; serta Hadi Wibowo, polisi air di Sumsel, yang berjualan kerupuk kemplang. 

TRIBUNNEWS.com - Berikut ini lima anggota polisi menyambi demi bisa menambah penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Mulai dari pedagang sayur di Medan, Sumatara Utara; menjadi pemulung karena tolak uang suap; hingga berjualan es dan melayani bantuan konsultasi.

Dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber, berikut ini lima polisi yang menyambi pekerjaan lain untuk menambah ekonomi:

1. Polisi sayur asal Medan

POLISI JUALAN SAYUR - Aipda Wahyu Mulyawan, seorang polisi asal Kota Medan, Sumut, menyambi berjualan sayur sejak 2017.
POLISI JUALAN SAYUR - Aipda Wahyu Mulyawan, seorang polisi asal Kota Medan, Sumut, menyambi berjualan sayur sejak 2017. (TribunMedan.com/Riski Cahyadi)

Sosok Aipda Wahyu Mulyawan, asal Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut), menjadi perbincangan pada 2017, karena ternyata menyambi berjualan sayur, meski berprofesi sebagai polisi.

Pekerjaan berjualan sayur sudah dilakoni Wahyu sejak 2014, yang berawal dari kegelisahannya melihat harga sayur milik petani dihargai murah oleh pedagang.

Ia bahkan rela menggadaikan rumahnya untuk memulai usaha berjualan sayur demi meningkatkan kesejahteraan petani.

Baca juga: HUT ke-79 Bhayangkara, 3 Polisi Terima Tanda Kehormatan Bintang Nararya dari Prabowo

"Kenapa saya terjun jualan ini (sayur)? Karena saya tidak tega dengan para petani," katanya saat wawancara bersama Tribun-Medan.com, pada 2 Januari 2017.

"Modal awal saya ini dari menggadaikan rumah," imbuhnya.

Wahyu diketahui membeli sayur-sayuran dari para petani dan membantu mereka menjual produknya dengan harga sesuai standar pasar.

Ia juga membantu memasarkan sayur-sayur hasil para petani ke berbagai pasar di Kota Medan.

Dari hasilnya berjualan sayur, di tahun 2017 kala itu, Wahyu yang masih berpangkat Bripka memperoleh omset hingga Rp28 juta per bulan.

Keuntungannya dari berjualan sayur itu kemudian dibagi Wahyu untuk bersedekah juga.

"Penghasilan kami setiap bulan ini kami bagi dua. Setengah buat saya dan setengah lagi dengan perkumpulan pedagang Kamtibmas."

"Kemudian bagian saya, setengahnya saya sumbangkan ke Zakat. Ada juga penghasilan kami pada hari Jumat itu kami sumbangkan ke masjid-masjid," jelasnya.

Atas dedikasinya tersebut, Wahyu mendapat penghargaan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) terbaik se-Polda Sumut dari Rycko Amelzy Daniel yang kala itu menjabat sebagai Kapolda Sumut.

2. Tolak uang suap, pilih memulung

PILIH JADI PEMULUNG - Bripka (Purn) Seladi memilah sampah di gudang sampang miliknya di dekat kediamannya di Gadang, Kota Malang, Senin (9/12/2024).
PILIH JADI PEMULUNG - Bripka (Purn) Seladi memilah sampah di gudang sampang miliknya di dekat kediamannya di Gadang, Kota Malang, Senin (9/12/2024). (TRIBUNJATIM.COM/PURWANTO)
Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved