Korupsi Jalan di Mandailing Natal
5 Kontroversi Bobby Nasution, Proyek Gagal 'Lampu Pocong' hingga Orang Dekat Jadi Tersangka Korupsi
Berikut setidaknya lima kontroversi Bobby Nasution, Gubernur Sumut yang kemungkinan akan diperiksa KPK terkait korupsi proyek jalan di Sumut.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Berikut setidaknya lima kontroversi Bobby Nasution, Gubernur Sumatra Utara (Sumut) yang mungkin akan turut diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus korupsi proyek jalan.
KPK sebelumnya telah menetapkan sejumlah tersangka, termasuk anak buah Bobby Nasution, yaitu Kepala Dinas PUPR Sumut Topan Obaja Putra Ginting.
Bobby Nasution merupakan mantan Wali Kota Medan sekaligus menantu Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Dalam perjalanan politiknya, Bobby Nasution dihadapkan sejumlah kontroversi, berikut lima di antaranya.
1) Blok Medan
Istilah Blok Medan mencuat dalam sidang kasus suap dan gratifikasi melibatkan mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba (AGK) di Pengadilan Negeri Ternate, pada 31 Juli 2024.
Dalam sidang, saksi mengungkap dugaan keterlibatan Blok Medan dalam kegiatan pertambangan di Maluku Utara.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Maluku Utara saat itu, Suryanto Andili yang dihadirkan sebagai saksi, mengatakan bahwa Abdul Gani Kasuba menggunakan kode Blok Medan dalam memuluskan pengurusan izin tambang yang diduga dimiliki Bobby Nasution.
Di dalam sidang, Abdul Gani mengatakan istilah Blok Medan dipakai untuk pengurusan izin tambang di Halmahera untuk usaha milik Kahiyang Ayu, istri Bobby.
Jaksa mencecar Suryanto menyangkut keterlibatan Muhaimin Syarif alias Ucu di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut.
Jaksa kemudian menggali keterangan dari Suryanto dengan menanyakan perusahaan-perusahaan yang mendapatkan izin tambang.
Baca juga: KPK Ungkap Korelasi Bobby Nasution dengan Tersangka Korupsi Proyek Jalan di Sumatera Utara
Di antara izin yang dikeluarkan disebut dengan istilah “Blok Medan”. Informasi itu lebih dulu keluar dari mulut Muhaimin Syarif yang sudah diperiksa pada kesempatan sebelumnya.
“Kemarin kan kita sudah periksa Pak Muhaimin Syarif, ada istilah Medan. Medan? Kenapa ada istilah Medan? Bukannya Ternate atau Obi? Kenapa Pak?” tanya Jaksa KPK.
Akan tetapi, Suryanto tidak mau menjawab dengan jelas. Jaksa pun membujuk anak buah Abdul Gani itu agar berterus terang.
“Saya ingin keterusterangan Bapak. Apa yang dimaksud Medan? Blok itu milik Medan? Apa Pak?” cecar Jaksa.
“Di situ yang saya tahu disampaikan itu Bobby,” jawab Suryanto.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.