Selasa, 7 Oktober 2025

Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud

Kasus Korupsi Laptop Rp9,9 Triliun, Anggarannya Bisa Buat Bangun Berapa Sekolah?

Nilai anggaran pengadaan laptop Chromebook oleh Kemendikbudristek bisa digunakan untuk membangun banyak Sekolah Rakyat.

Penulis: Febri Prasetyo
Warta Kota/Yulianto
NADIEM DIPERIKSA KEJAGUNG - Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) 2019-2024 Nadiem Makarim (kedua kiri) tiba untuk memenuhi panggilan pemeriksaan di Jampidsus, Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Senin (23/6/2025). Kejaksaan Agung melakukan pemeriksaan terhadap Nadiem Makarim untuk menjadi saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan sistem chromebook di Kemendikbudristek yang diketahui menghabiskan anggaran Rp 9,9 triliun. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada program digitalisasi pendidikan tahun 2019–2022 senilai Rp9,9 triliun sudah naik ke tahap penyidikan.

Kasus korupsi itu terjadi ketika jabatan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) dipegang oleh Nadiem Makarim.

Terbaru, Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi mencekal Nadiem bepergian ke luar negeri. Pencekalan itu bertujuaan agar proses penyidikan dapat berjalan lancar.

"Iya sejak 19 Juni 2025 untuk 6 bulan ke depan. Alasannya untuk memperlancar proses penyidikan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, Jumat (27/6/2025).

Sementara itu, belum diketahui nilai kerugian akibat kasus korupsi laptop. Beberapa hari lalu, Harli menyebut penyidik sedang berkoordinasi dengan para ahli untuk menghitungnya.

"Nanti akan dihitung secara real seperti apa kerugian keuangan negara. Jadi, saya kira kita berikan waktu karena penyidik dan ahli sekarang sedang berkoordinasi," kata Harli di Gedung Penkum Kejagung, Jakarta, Selasa, (24/6/2025).

Meski demikian, sudah diketahui anggaran pengadaan laptop itu mencapai Rp9,9 triliun.

Dilaporkan ada sekitar Rp3,5 triliun yang dialokasikan untuk pengadaan perangkat TIK dan Rp6,3 triliun untuk dana alokasi khusus (DAK).

Seandainya anggaran pengadaan laptop itu digunakan untuk membangun sekolah, misalnya Sekolah Rakyat, berapa yang bisa dibangun?

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memperkirakan pembangunan satu Sekolah Rakyat baru bisa mencapai sekitar Rp100 miliar.

"Ya sekitar Rp100 miliar karena kan bukan hanya membangun. Ada pemetaan lahan, ada mebelnya. Jadi masih exercise semua," kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pembangunan Sekolah Rakyat, Maulidya Indah Junica, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (7/5/2025).

Baca juga: Profil Nadiem Makarim, Eks Mendikbud Dicekal ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi Laptop Rp9,9 T

Karena pembangunan satu Sekolah Rakyat diperkirakan menelan dana Rp100 miliar, akan ada 99 sekolah yang bisa didirikan jika anggaran pengadaan laptop itu digunakan untuk membangun Sekolah Rakyat.

Sekilas tentang Sekolah Rakyat

Dikutip dari laman resminya, Sekolah Rakyat adalah upaya pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.

Program ini ditujukan untuk anak-anak yang berasal dari keluarga yang termasuk dalam miskin dan miskin ekstrim berdasarkan DTSEN

"Presiden ingin memuliakan orang miskin. Mereka harus punya akses pada fasilitas pendidikan bermutu, setara sekolah unggulan."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved