Senin, 29 September 2025

ICTP 2025 Sepakati Pembentukan Forum Inisiatif Transformasi Pesantren

ICTP menghasilkan kesepakatan penting berupa pembentukan Forum Inisiatif Transformasi Pesantren (FITP). 

Penulis: Chaerul Umam
HO/Tribunnews
ICTP 2025 - Konferensi Internasional Transformasi Pesantren (ICTP) 2025 menghasilkan kesepakatan penting berupa pembentukan Forum Inisiatif Transformasi Pesantren (FITP). Forum ini diharapkan menjadi ruang kolaborasi bagi para pemangku kepentingan untuk menjawab berbagai tantangan strategis yang dihadapi pesantren di era modern. (HO/ Tribunnews) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konferensi Internasional Transformasi Pesantren (ICTP) 2025 menghasilkan kesepakatan penting berupa pembentukan Forum Inisiatif Transformasi Pesantren (FITP). 

Forum ini diharapkan menjadi ruang kolaborasi bagi para pemangku kepentingan untuk menjawab berbagai tantangan strategis yang dihadapi pesantren di era modern.

Ketua Steering Committee ICTP 2025, Taufik R. Abdullah, menyampaikan bahwa inisiatif tersebut lahir dari refleksi bersama selama gelaran konferensi yang berlangsung dua hari tiga malam di Hotel Sahid, Jakarta. 

ICTP 2025 dihadiri oleh 360 peserta, terdiri atas pimpinan pesantren, pengelola lembaga pendidikan Islam, akademisi, dan tokoh masyarakat dari berbagai penjuru Indonesia.

"Selama forum berlangsung, para peserta menyampaikan bahwa pesantren saat ini menghadapi tantangan yang sangat kompleks dan berlapis. Tidak cukup dengan wacana, kita butuh forum aksi bersama untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut," kata Taufik, dalam keterangannya, Jumat (27/6/2025).

Beberapa isu strategis yang mencuat dalam forum antara lain adalah keterlambatan pesantren dalam beradaptasi dengan perkembangan digital, rendahnya kemandirian ekonomi pesantren, serta ketimpangan kurikulum dan metode pengajaran yang tidak lagi relevan dengan kebutuhan zaman. 

“Selain itu masih ada cara pandang dari sebagian pemangku pesantren yang resistif terhadap perubahan,” katanya.

Taufik juga menggarisbawahi sejumlah tantangan eksternal yang masih menghambat kemajuan pesantren

Di antaranya adalah pandangan sebagian pihak terhadap pesantren sebagai lembaga pendidikan kelas dua, belum terselesaikannya regulasi turunan dari UU No.18 Tahun 2019, serta minimnya alokasi anggaran pendidikan negara bagi pesantren.

"Padahal APBN kita menyisihkan 20 persen untuk fungsi pendidikan, tapi belum berpihak optimal pada pesantren. Ini harus dikritisi sekaligus diperbaiki secara sistemik," ucapnya.

Di tengah perumusan inisiatif forum, para peserta turut mendorong Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) agar berperan aktif dalam memfasilitasi pembentukan FITP. 

Forum ini diharapkan mampu menjadi wadah sinergi strategis yang meliputi advokasi kebijakan, peningkatan kapasitas lembaga, dan penguatan jejaring antarpesantren. 

"Pesantren adalah salah satu institusi pendidikan tertua di Indonesia. Tapi tanpa gotong royong antarpemangku kepentingan, pesantren akan semakin tertinggal lebih jauh," ujar Taufik.

Sebagai Anggota Komisi I DPR RI, Taufik juga menyampaikan adanya aspirasi kuat dari peserta agar pemerintah membentuk Direktorat Jenderal Pesantren di bawah Kementerian Agama. 

Usulan tersebut dinilai sebagai bentuk keseriusan negara dalam menangani dunia pesantren secara lebih adil dan strategis.

“Kami menilai ICTP 2025 ini menjadi titik balik penting perjalanan transformasi pesantren di Indonesia. Kami berharap terjadi perubahan sistemik di lingkungan pesantren untuk merealisasikan mimpi Indonesia Emas,” pungkas anggota Dewan Syuro DPP PKB tersebut.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan