Selasa, 7 Oktober 2025

Pendaki Tewas di Gunung Rinjani

Banyak Dikritik Buntut Evakuasi Juliana, Basarnas Janji Evaluasi Strategi Penyelamatan di Rinjani

Basarnas mengaku telah menerima sejumlah catatan yang perlu diperbaiki agar lebih efektif saat melakukan evakuasi di kawasan pegunungan.

Penulis: Rifqah
Kolase Tribunnews (Dokumentasi Brimob Polri NTB)
WNA JATUH DI GUNUNG RINJANI - Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani telah berhasil dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan pada Rabu (25/5/2025), tepatnya pada pukul 16.20 WITA. Basarnas mengaku telah menerima sejumlah catatan yang perlu diperbaiki agar lebih efektif saat melakukan evakuasi di kawasan pegunungan. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan SAR Nasional (Basarnas) sebelumnya dikritik karena proses evakuasi pendaki asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, dinilai lambat.

Tak hanya netizen Brasil, bahkan dari pihak keluarga Juliana juga mengkritiknya karena menilai nyawa Juliana bisa diselamatkan jika proses pencarian berlangsung lebih cepat.

Juliana dilaporkan jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan baru berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025).

Mengenai hal ini, ke depannya, Basarnas akan melakukan evakuasi terhadap strategi penyelamatan di Gunung Rinjani.

Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, mengaku telah menerima sejumlah catatan yang perlu diperbaiki agar lebih efektif saat melakukan evakuasi di kawasan pegunungan.

"Dari kejadian ini kami bisa memberikan pelatihan-pelatihan dan juga mungkin di  titik perlu ditambahkan  fasilitas untuk mempercepat proses," kata Syafii saat berada di Pokso Gabungan SAR Lombok Timur di Resort Sembalun, Rabu (25/6/2025) malam, dikutip dari TribunLombok.com.

Kendati demikian, Syafii juga mengatakan upaya evakuasi di pegunungan tidak mudah, terlebih korban berada di ke dalam ratusan meter.

Apalagi, pendakian normal dari pintu masuk menuju titik jatuhnya korban memakan waktu sampai 8 jam.

Namun, pada saat itu, tim evakuasi mampu menempuh hanya dalam waktu 6 jam

"Saya lihat proses hampir semuanya melebihi dari target," ujarnya.

Syafii pun menegaskan tim penyelamat sudah bertugas sesuai SOP yang berlaku. 

Baca juga: WNA Brasil Juliana Marins Tewas Terjatuh di Rinjani, Pemprov NTB Tinjau Ulang Sistem Pendakian

Salah satunya, tidak boleh meninggalkan korban setelah ditemukan dalam kondisi apapun.

"Itu bentuk tanggung jawab, kita tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sekecil apapun,” tegasnya.

Syafii kemudian meminta agar para pendaki mengikuti seluruh SOP, sebab hal tersebut sudah melalui kajian. 

"Saya rasa di semua kegiatan memiliki standar SOP tersendiri. Jadi saya rasa di setiap tempat lokasi baik di laut atau tempat wisata seperti di gunung memiliki karakteristik tersendiri dan ancaman berbeda-beda,” pungkasnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved