Kamis, 2 Oktober 2025

Cak Imin: Pesantren Punya Peran Menjadi Lembaga Pemutus Mata Rantai Kemiskinan

Cak Imin menilai pesantren juga punya kemampuan menjadikan ilmu sebagai motivasi dan tujuan masuk di lembaga pendidikan. 

Penulis: Reza Deni
Tribunnews.com/Reza Deni
PESANTREN DI TENGAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menjelaskan bahwa pesantren sudah terbukti punya kelebihan yang paling menonjol. Ada sejumlah kelebihan yang menurut Cak Imin sangat krusial, salah satunya soal memutus rantai kemiskinan lewat pemenuhan pendidikan, Jumat (20/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menjelaskan bahwa pesantren sudah terbukti punya kelebihan yang paling menonjol. 

Ada sejumlah kelebihan yang menurut Cak Imin sangat krusial, salah satunya soal memutus rantai kemiskinan lewat pemenuhan pendidikan.

Baca juga: Cak Imin Puji Acara Siraman Al Ghazali Tetap Junjung Tradisi Jawa dan Islam

"Yang paling pokok, pesantren telah menanamkan nilai-nilai dan ajaran agama," kata Cak Imin di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025).

Kemudian, Cak Imin menilai pesantren juga punya kemampuan menjadikan ilmu sebagai motivasi dan tujuan masuk di lembaga pendidikan. 

Baca juga: Berbagi Kebahagiaan, Cak Imin Ajak 100 Anak Yatim Piatu Keliling Monas

"Jadi kita semua dulu ingat masuk pesantren itu pokoknya ngejar ilmu sebanyak-banyaknya, setinggi-tingginya, seunggul-unggulnya wabil khusus ilmu agama, termasuk akhirnya berkembang seluruh ilmu," kata dia.

Menko Pemberdayaan Masyarakat itu melanjutkan kelebihan pesantren yang ketiga yakni para lulusannya punya daya tahan yang mengagumkan.

"Karena kesederhanaan, keterbatasan sarana-prasarana dalam yang hal posisi yang ketiga ini, pesantren memiliki peran untuk menanggulangi kemiskinan karena mayoritas yang bersekolah, menjadi santri,  masuk pesantren adalah yang dari ekonomi yang paling bawah bahkan yang tidak mampu membayar," kata dia.

Dia mengatakan saat ini sudah ada 39 ribu pesantren yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan hampir 50 persantren membebaskan biaya pendidikan kepada para santrinya.

"Artinya, pesantren punya peran menjadi lembaga pemutus mata rantai kemiskinan. Kalau tidak ada pesantren, tentu kami-kami semua tidak mengenal ilmu, tidak mengenal pendidikan karena harganya yang murah, biaya yang terbatas, dan bahkan gratis," kata dia.

"Kelebihan ini diakui sejarah. Hendaknya, pemerintah juga DPR harus berterima kasih kepada pesantren meskipun pada akhir-akhir ini kiblat perkembangan teknologi, perkembangan sains teknologi, perkembangan STEAM (science, technology, enginering, art, mathematics) begitu cepat menjadi kunci kemajuan sebuah bangsa untuk bisa bersaing, maka ponpes harus mulai membuka mata untuk memperbaiki dan menyempurnakan diri," tandasnya.

Baca juga: Majelis Masyayikh Susun Sistem Mutu Pesantren Non-Formal, Hak Sipil Santri Jadi Fokus Utama

Karena itulah, DPP PKB pada 24-26 Juni 2026 akan melaksanakan konferensi internasional untuk membahas isu-isu pesantren dalam skala yang luas.

Sekretaris Dewan Syuro PKB, Saifullah Maksum, mengatakan konferensi tersebut akan diisi oleh Menteri Agama Nasarudin Umar, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti, Wamendiktisaintek Stella Christie, hingga Eks Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj.

"Lalu juga akademisi yang mewakil negara sahabat seperti Mesir, Turki, Cina, hingga Finlandia. PKB melalui forum ini ingin mencoba mencari kiblat yang mana sih yang pas, termasuk ada Cina, ada Turki, ada Finlandia," tandas Maksum.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved