Program Makan Bergizi Gratis
Anggota DPR Erna Sari Dewi: Program Makan Bergizi Gratis Harus Dorong Industri Nasional, Bukan Impor
Anggota Komisi VII DPR RI, Erna Sari Dewi menyoroti wacana pemerintah akan membebaskan impor food tray (nampan makanan) dari Tiongkok untuk MBG
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Erna Sari Dewi menyoroti wacana pemerintah akan membebaskan impor food tray (nampan makanan) dari Tiongkok untuk mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia mengingatkan, kebijakan tersebut berisiko melemahkan industri nasional jika tidak diatur dengan keberpihakan yang jelas.
“Ketika pemerintah meluncurkan program sebesar MBG, kita tentu berharap efek bergandanya terasa hingga ke sektor riil. Tapi kalau food tray-nya saja impor, maka uang negara justru mengalir ke luar negeri, bukan ke pelaku industri dan UMKM kita,” ujar Erna, Jumat (20/6/2025).
Sebagai anggota Komisi VII DPR RI yang bermitra dengan Kementerian Perindustrian, Erna menekankan pentingnya peran kementerian tersebut untuk memastikan agar belanja negara dalam program-program strategis nasional turut mendorong tumbuhnya kapasitas industri dalam negeri.
“Ini bukan hanya soal nampan makanan, tapi tentang bagaimana arah kebijakan industri kita diselaraskan dengan agenda pembangunan nasional. Kementerian Perindustrian punya kewenangan penuh untuk memastikan produk-produk pendukung MBG, termasuk food tray, dipenuhi dari dalam negeri,” lanjut politisi Partai NasDem dari Dapil Bengkulu ini.
Erna menyebutkan, banyak industri lokal—baik skala menengah maupun pelaku UMKM—yang memiliki potensi untuk memproduksi kebutuhan tersebut, sepanjang difasilitasi dari sisi kapasitas, teknologi, maupun jaminan pasar.
“Daripada membuka kran impor, seharusnya yang dilakukan pemerintah adalah memberikan pelatihan, akses permodalan, dan kepastian pembelian kepada pelaku usaha lokal. Itu baru namanya ekonomi yang tumbuh dari bawah,” katanya.
Ia juga mengingatkan, keberhasilan MBG bukan hanya diukur dari distribusi makanan bergizi, tetapi juga dari kemampuan negara menggunakan program ini sebagai instrumen pemerataan ekonomi.
“Jangan sampai program dengan niat baik seperti MBG justru menjadi pintu masuk pemborosan anggaran dan ketergantungan impor. Kita harus pastikan manfaat ekonominya kembali ke rakyat, bukan ke pabrik di luar negeri,” tegas Erna.
Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan, awalnya tidak ada produsen dalam negeri yang dapat menyediakan food tray sesuai dengan spesifikasi yang diminta BGN.
Namun, BGN kini tengah mengkaji potensi industri lokal dalam memproduksi perlengkapan dapur program MBG. Ia menilai, industri dalam negeri sudah mulai berkembang dan menunjukkan kapasitas untuk memenuhi standar kualitas dan volume kebutuhan nasional.
Baca juga: Tamsil Linrung Sebut Program MBG Perkuat Ketahanan Pangan Lokal
“Sekarang ini industrinya sudah mulai meningkat. Kami diminta untuk mengkaji itu agar produksi bisa dilakukan di dalam negeri,” ujar Dadan.
Program Makan Bergizi Gratis
Kepala BGN Curhat ke DPR soal Program Makan Bergizi Gratis: Sudah 2 Bulan Kami Kerja 15 Jam Sehari |
---|
Anggota DPR Usul Siswa yang Keracunan MBG Terima Santunan dari Pemerintah |
---|
Wadah Makan Program MBG Impor dari China dan Mengandung Minyak Babi, Ini Penjelasan BGN |
---|
Kepala BGN: 7.475 SPPG Sudah Terbentuk, Tak Gunakan Uang Negara |
---|
Siswa Keracunan MBG, Ketua Gugus di Lombok Barat NTB: Kita Tidak Mau Anak Kita Dikasih Makanan Basi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.