Jumat, 3 Oktober 2025

Profil Novel Baswedan yang Ditunjuk Jadi Wakil Satgas Penerimaan Negara, Ternyata Lulusan Akpol 1998

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjuk eks penyidik KPK Novel Baswedan sebagai Wakil Kepala Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
JEBOLAN AKPOL 1998 - Foto eks Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat memberikan keterangan saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2/2018). Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjuk eks penyidik KPK Novel Baswedan sebagai Wakil Kepala Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, ditunjuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menjadi Wakil Kepala Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara.

Selain Novel Baswedan, Kapolri juga menunjuk eks penyidik KPK Herry Muryanto sebagai Kepala Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara.

Posisi baru Novel Baswedan itu diumumkan pada Senin (16/6/2025).

Fokus kerja Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara yang dipimpin Novel Baswedan ini adalah mendampingi kementerian agar dapat meningkatkan penerimaan negara dalam berbagai sektor untuk mendukung pembangunan yang dilakukan pemerintah.

Anggota di dalam Satgassus ini pun berasal dari mantan pegawai KPK yang berpengalaman menangani kasus korupsi.

Selain itu, mereka juga ahli dalam tata kelola pemerintahan sebelum tergabung dalam Satgassus bentukan Kapolri ini.

"Satgassus berusaha untuk memetakan masalah dan menawarkan serta mengawal solusi agar PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) di sektor perikanan meningkat," kata anggota Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara, Yudi Purnomo Harahap, Senin.

Baca juga: Respons KPK soal Novel Baswedan Ditunjuk jadi Wakil Kepala Satgasus Optimalisasi Penerimaan Negara

Lantas, seperti apa sosok Novel Baswedan? Berikut informasi lengkapnya, dihimpun dari berbagai sumber.

Profil Novel Baswedan

Novel Baswedan adalah mantan penyidik KPK sekaligus mantan anggota polisi.

Ia tercatat aktif menjadi anggota polisi pada tahun 1999 hingga 2014.

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (kiri) didampingi Wakil Ketua KPK Laode M Syarif (kanan) saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2/2018). Penyidik KPK Novel Baswedan kembali ke Indonesia setelah menjalani pengobatan di Singapura untuk melakukan penyembuhan matanya yang disiram air keras. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (kiri) didampingi Wakil Ketua KPK Laode M Syarif (kanan) saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2/2018). Penyidik KPK Novel Baswedan kembali ke Indonesia setelah menjalani pengobatan di Singapura untuk melakukan penyembuhan matanya yang disiram air keras. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Di Polri, Novel Baswedan juga memiliki rekam jejak karier yang cemerlang.

Dikutip dari Wikipedia, Novel merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1998.

Di Akpol, Novel satu angkatan dengan putra eks Kapolri Da'i Bachtiar, Brigjen Pol Adi Vivid Agustiadi Bachtiar.

Sejumlah jabatan strategis di Polri pun sudah pernah Novel emban.

Ia tercatat pernah bertugas di Polres Bengkulu sebagai Kasat Reskrim.

Selain itu, Novel Baswedan juga pernah bertugas di Bareskrim Mabes Polri.

Novel Baswedan mulai bertugas di KPK sebagai penyidik pada tahun 2007.

Pangkatnya di Polri kala itu yakni Komisaris Polisi atau Kompol.

Pada 2014, Novel Baswedan diangkat menjadi penyidik tetap KPK, dan ia juga mundur dari Polri.

Selama bertugas di KPK, sejumlah kasus korupsi pernah ditangani pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 22 Juni 1977, itu.

Ia pernah mengusut kasus korupsi Wisma Atlet yang menyeret Angelina Sondakh, kasus suap perkara pilkada yang melibatkan Akil Mochtar pada 2013, hingga kasus korupsi pengadaan KTP Elektronik yang menjerat Setya Novanto.

Baca juga: Rekam Jejak 2 Eks KPK Ditunjuk Kapolri Jadi Pimpinan Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara

Saat menangani kasus korupsi pengadaan KTP Elektronik, Novel Baswedan mendapat cobaan dan teror.

Pada 11 April 2017, Novel Baswedan yang selesai sholat subuh di Masjid Al Ikhsan, Jakarta, tiba-tiba disiram air keras oleh orang tidak dikenal.

Muka dan mata alumni Akpol 1998 tersebut terkena cipratan air keras.

Akibat hal tersebut, mata kiri Novel mengalami kebutaan permanen.

Novel Baswedan juga pernah menjadi sorotan saat dirinya tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sebagai syarat kelulusan alih status pegawai KPK sebagai ASN pada 2021.

Kala itu, 58 pegawai termasuk Novel dinyatakan tak bisa lagi bekerja di KPK karena tak bisa menjadi ASN sesuai mandat UU KPK Nomor 19 Tahun 2019.

(Tribunnews.com/Rakli/Abdi Ryanda Shakti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved