Konflik Iran Vs Israel
Cemas 386 WNI Terjebak di Iran, Anggota Komisi I DPR Desak Pemerintah Segera Evakuasi
Anggota Komisi I DPR desak evakuasi 386 WNI dari Iran, mayoritas mahasiswa Qom–Teheran. Pemerintah diminta bentuk task force segera.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketegangan militer antara Iran dan Israel yang terus meningkat sejak 13 Juni 2025 mengundang keprihatinan mendalam dari Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKB, Syamsu Rizal.
Ia mendesak pemerintah Indonesia segera mengevakuasi 386 Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada di wilayah rawan konflik, khususnya mahasiswa di Teheran dan Qom.
Menurut laporan resmi dari Kementerian Luar Negeri RI, mayoritas WNI yang berada di Iran saat ini adalah mahasiswa. Sebanyak 258 orang tinggal di Qom, sekitar 90 orang lainnya di Teheran, dan sisanya tersebar di kota-kota lain.
“Keselamatan 386 WNI yang kini berada di zona konflik — terutama mahasiswa di Qom dan Teheran — harus menjadi prioritas. Pemerintah, melalui Kemenlu dan KBRI Teheran, harus segera meningkatkan status kewaspadaan dan membuka jalur evakuasi aman,” ujar Syamsu Rizal kepada wartawan, Selasa (17/6/2025).
Baca juga: Warga Israel Sembunyi di Bunker karena Takut Serangan Iran, tapi Hulu Ledak Rudal Teheran Lebih Kuat
Pria yang akrab disapa Deng Ical ini menegaskan, dalam kondisi genting seperti sekarang, pemerintah tidak boleh mengambil risiko yang bisa membahayakan keselamatan warga negaranya di luar negeri.
Ia juga mendorong agar dibentuk satuan tugas (task force) khusus evakuasi yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga.
“Saya juga dorong agar komunikasi darurat dipastikan 24/7, agar setiap WNI bisa melaporkan keberadaan, kondisi, dan kebutuhan mereka secara real-time,” imbuhnya.
Deng Ical meminta Kementerian Luar Negeri, TNI, serta lembaga terkait segera menyiapkan transportasi darat atau udara untuk membawa WNI ke wilayah aman atau negara netral, sebelum konflik makin meluas.
Lebih lanjut, mantan Wakil Wali Kota Makassar itu juga menekankan pentingnya koordinasi diplomatik dengan negara-negara tetangga Iran guna mempercepat akses logistik dan izin jalur evakuasi.
“Kita tidak bisa menunggu hingga situasi benar-benar memburuk. Pemerintah harus memiliki rencana kontinjensi yang jelas dan memastikan komunikasi aktif dengan para WNI di wilayah terdampak,” ucapnya.
Situasi di Iran memang kian memanas. Pada Senin malam (16/6/2025), Israel dilaporkan meluncurkan serangan langsung ke kantor pusat Penyiaran Republik Islam Iran (IRIB) di Teheran.
Serangan ini disebut sebagai langkah agresif terhadap media nasional, menandakan eskalasi konfrontasi yang belum menunjukkan tanda mereda.
Deng Ical pun mengingatkan bahwa potensi dampak kemanusiaan dari konflik Israel-Iran sangat besar dan dapat menjalar ke negara-negara sekitar.
Oleh karena itu, menurutnya, langkah cepat dan tegas dari pemerintah Indonesia merupakan suatu keharusan, bukan pilihan.
“Dalam situasi yang sangat berbahaya ini, keselamatan WNI tidak bisa ditawar. Pemerintah harus segera mengambil tindakan konkret demi melindungi warganya,” tegasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.