Sabtu, 4 Oktober 2025

Pemerintah Berikan Potongan Transportasi dan Tarif Tol, Pengamat: Bisa Perkuat Ekonomi Jangka Pendek

Pemerintah meluncurkan diskon transportasi dan diskon tarif tol yang dikeluarkan bertepatan dengan momentum libur sekolah di bulan Juni-Juli 2025.

Tribunnews/Fersianus Waku
DISKON MODA TRANSPORTASI - Suasana pemudik memadati Stasiun Pasar Senen Jakarta. Sambut momentum libur sekolah, pemerintah mengambil langkah strategis untuk mendorong aktivitas ekonomi domestik dengan memberikan diskon untuk berbagai mode transportasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah telah mengambil langkah strategis untuk mendorong aktivitas ekonomi domestik dengan menggelontorkan diskon untuk berbagai moda transportasi. 

Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto secara resmi telah menetapkan lima stimulus ekonomi dalam rapat terbatas bersama jajaran kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/6/2025). 

Pada 5 Juni 2025, pemerintah secara resmi telah mengeluarkan lima paket stimulus ekonomi. Lima paket stimulus tersebut senilai Rp24,44 triliun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Dari lima paket stimulus ekonomi tersebut, dua diantaranya mencakup diskon transportasi dan diskon tarif tol yang dikeluarkan bertepatan dengan momentum libur sekolah di bulan Juni-Juli 2025. Dua paket stimulus ekonomi tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan perjalanan dalam negeri untuk menggerakan aktivitas ekonomi domestik. 

Program diskon moda transportasi ini disiapkan pemerintah dengan total anggaran sebesar Rp0,94 triliun. Insentif ini menjadi salah satu dari lima kebijakan fiskal yang ditujukan untuk mendongkrak konsumsi masyarakat dan menjaga daya beli. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia (RI) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa total nilai dari kelima paket kebijakan tersebut bertujuan untuk melindungi kelompok masyarakat menengah ke bawah serta menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah tekanan eksternal. 

“Dalam hal ini, Bapak Presiden Prabowo memutuskan untuk memberikan sebuah paket stimulus agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dan stabilitas perekonomian nasional lebih diperkuat,” ujar Menkeu Sri Mulyani. 

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, “Momentum libur sekolah adalah periode yang secara historis cenderung menunjukkan peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, memanfaatkan momentum ini untuk kebijakan stimulus sangatlah strategis untuk mempercepat pemulihan ekonomi domestik.” 

Baca juga: Cuma 4 Hari, Dirut Jasa Marga Imbau Masyarakat Manfaatkan Diskon Tarif Tol Trans Jawa-Sumatera

Dengan menyediakan diskon transportasi, Josua menambahkan, pemerintah telah memanfaatkan periode ketika masyarakat memang berencana bepergian, sehingga efektivitas dari stimulus tersebut menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan waktu biasa. 

Josua Pardede menilai bahwa paket stimulus yang diberikan pemerintah pada libur sekolah selama Juni-Juli ini sudah sangat tepat karena dapat langsung menyasar kebutuhan pokok masyarakat untuk bepergian. 

Dengan demikian, stimulus ini bisa membantu dalam mengurangi beban biaya hidup secara lebih nyata dan langsung terasa di masyarakat. 

“Stimulus ini akan memberikan dampak positif langsung terhadap konsumsi rumah tangga di kuartal III-2025. Dengan meningkatkan mobilitas masyarakat selama periode libur sekolah, konsumsi di sektor transportasi, pariwisata, dan sektor terkait–seperti akomodasi dan kuliner–juga ikut meningkat. Selain itu, mobilitas yang lebih tinggi secara otomatis juga akan meningkatkan pengeluaran konsumsi, sehingga pertumbuhan ekonomi domestik diharapkan mendapatkan dorongan nyata, meski dampaknya cenderung bersifat jangka pendek,” ujar Josua Pardede dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/6/2025). 

Terkait besarnya alokasi anggaran sebesar Rp0,94 triliun untuk diskon transportasi, Josua Pardede mengatakan, jumlah tersebut dirasa cukup substansial untuk secara spesifik meningkatkan permintaan di sektor transportasi, terutama pada moda transportasi yang menjadi pilihan utama masyarakat. 

Bahkan, menurut Josua, pemberian diskon di berbagai moda transportasi diperkirakan akan efektif dalam mendorong pergerakan masyarakat ke berbagai daerah wisata dan pusat ekonomi regional. 

“Aktivitas tersebut akan langsung mengerek konsumsi domestik melalui belanja di destinasi wisata, akomodasi, dan restoran lokal, sekaligus mengurangi tekanan inflasi secara lokal. Selain itu, diskon ini juga membantu masyarakat kelas menengah ke bawah yang sangat sensitif terhadap perubahan harga tiket perjalanan,” kata Josua. 

Baca juga: Daftar Diskon selama Libur Sekolah 2025, Ada Tiket Kereta Api hingga Tarif Tol 

Diskon untuk tiga moda transportasi 

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, melalui program ini, pemerintah menyediakan diskon menyeluruh untuk tiga moda transportasi utama, yaitu kereta api, pesawat udara, dan kapal laut. 

“Kegiatan anak-anak libur sekolah diharapkan bisa meningkatkan kegiatan ekonomi di dalam negeri dengan melakukan perjalanan di dalam negeri. Maka diskon transportasi ini sifatnya menyeluruh kepada seluruh moda transportasi,” jelas Menkeu Sri Mulyani. 

Untuk diketahui, Pemerintah memberikan diskon tiket kereta api sebesar 30 persen yang diberikan kepada sekitar 2,8 juta penumpang dengan alokasi anggaran sebesar Rp0,3 triliun. 

Untuk transportasi udara, pemerintah menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 6% untuk tiket pesawat domestik kelas ekonomi, dan menyasar sekitar 6 juta penumpang dengan anggaran Rp0,43 triliun. Tentunya, pemberian insentif ini mengacu pada skema insentif serupa yang diterapkan saat musim mudik Lebaran Maret-April lalu. 

“Dengan begitu, harga tiket pesawat kelas ekonomi diharapkan bisa sedikit menurun,” kata Menkeu Sri Mulyani. 

Sementara itu, diskon sebesar 50% juga diberlakukan pada tiket angkutan laut bagi sekitar 0,5 juta penumpang, dengan alokasi Rp0,21 triliun. 

“Ini semua dilakukan di bulan Juni dan Juli dengan keseluruhan total anggaran untuk tiket kereta api, tiket pesawat kelas ekonomi, dan tiket angkutan laut adalah Rp0,94 triliun,” ucap Menkeu Sri Mulyani. 

Baca juga: Dukung Stimulus Ekonomi Pemerintah, CMNP Berikan Diskon 20 Persen Tarif Tol Saat Libur Sekolah

Keringanan tarif tol untuk dukung aksesibilitas 

Di samping memberikan insentif moda transportasi, pemerintah juga memberikan diskon tarif jalan tol sebesar 20% selama periode Juni dan Juli 2025 untuk 110 juta pengguna. Kebijakan ini diimplementasikan melalui kerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). 

“Untuk ini akan dilakukan melalui operasi non-APBN, karena dalam hal ini untuk Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan melakukan atau sudah memberikan surat edaran kepada BUJT mengenai kebijakan diskon tarif tol tersebut,” tutur Menkeu Sri Mulyani. 

Selain soal diskon transportasi, Josua Pardede juga mengatakan, stimulus ini sangat penting untuk memberikan dampak positif ke beberapa sektor terkait.

“Dengan menyasar jutaan penumpang, stimulus ini diperkirakan akan menciptakan efek multiplier yang dapat meluas ke sektor riil seperti perhotelan, makanan, produk UMKM, dan jasa pendukung lainnya, seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat yang mendorong permintaan dan menggerakkan ekonomi lokal secara lebih luas dan merata,” jelas Josua. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan, insentif semacam ini sangat relevan dengan tren peningkatan mobilitas masyarakat. Sebab, berdasarkan data BPS, jumlah wisatawan nusantara pada April 2025 mengalami peningkatan sebanyak 23% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. 

“Data kami menunjukkan bahwa puncak pergerakan masyarakat terjadi pada tiga periode, yakni lebaran, libur sekolah di Juni-Juli, dan akhir tahun. Maka, insentif transportasi dan tol ini tepat waktunya untuk mendorong mobilitas dan menggerakkan ekonomi nasional,” ujar Amalia. 

Baca juga: Pemerintah Beri Diskon Tarif Tol 20 Persen, Berlaku Juni-Juli 2025

Tantangan penyaluran stimulus agar tepat sasaran

Penerapan kebijakan stimulus ekonomi ini bukan tanpa tantangan. Menurut Josua, perlu untuk memastikan manfaatnya benar-benar mencapai kelompok menengah ke bawah. Untuk itu, perlu memanfaatkan secara optimal data tunggal sosial ekonomi nasional untuk tetap memastikan kelompok sasaran tepat. 

“Dengan demikian, stimulus tersebut tidak hanya dinikmati oleh kalangan menengah ke atas yang secara umum telah memiliki daya beli yang cukup baik. Pengawasan distribusi manfaat pun perlu diperketat untuk menghindari exclusion errors di kalangan menengah ke bawah,” kata Josua. 

Kebijakan ini sekaligus menunjukkan bagaimana intervensi fiskal yang tepat waktu dan terarah mampu memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi nasional secara inklusif. 

Oleh karena itu, Joshua menyebut, kebijakan diskon transportasi sebaiknya diintegrasikan dengan kebijakan lain yang lebih berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi pasca tekanan global secara menyeluruh. 

“Akan tetapi, untuk hasil yang maksimal dan berkelanjutan, perlu integrasi dengan bentuk stimulus lainnya agar menjadi krusial, disertai dengan pengawasan yang ketat agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh kalangan menengah ke bawah,” pungkas Josua. 

Baca juga: 6 Bantuan Stimulus Digelontorkan Pemerintah Bulan Juni 2025: BSU, Diskon Tarif Tol, hingga Listrik

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved