Selasa, 7 Oktober 2025

Cerita Umar Patek: Dulu Rakit Bom, Kini Jadi Barista, Ramu Kopi Pakai Resep Ibunda

Umar Patek telah berubah 180 derajat setelah bebas bersyarat. Dulu dirinya yang dikenal sebagai teroris, kini telah menjadi barista kopi.

Tribun Jatim/Nurika Anisa
UMAR PATEK BIKIN KOPI - Umar Patek atau pemilik nama asli Hisyam bin Alizein meramu kopi di Hedon Estate, Selasa (3/5/2025). Kesibukannya mendalami kopi ini telah berlangsung sekitar dua tahun, sejak pertemuannya dengan pengusaha Surabaya deg David Andreasmito hingga menghasilkan kolaborasi eksklusif untuk tiga jenis kopi racikan eks napi teroris tersebut. 

"Kopi saya mulai kopi rempah, kalau kopi arabika yang saya ramu itu memunculkan taste macam-macam, ada rasa cokelat, kacang, dan lain-lain."

"Kopi rempah itu saya ramu dengan bahan-bahan rempah Indonesia, warisan resep ibu saya dan menghasilkan aroma dan rasa yang bisa dicoba," cerita Umar.

Umar mengakui, meski sejak kecil sudah terbiasa meminum kopi, dirinya baru menemukan hasrat untuk di dunia kopi sejak dua tahun ke belakang.

Hal tersebut lantaran dirinya berulang kali gagal dalam mencari pekerjaan setelah bebas bersyarat.

Penyebabnya tentu stigma yang melekat pada Umar sebagai seorang mantan narapidana teroris (napiter).

Kini, keinginan Umar tidak muluk-muluk yaitu hanya ingin diterima masyarakat sebagai seorang barista.

"Sementara saya tidak muluk-muluk, sebagaimana bisa diterima di pulau jawa ini dan bagaimana merambah ke tingkat nasional," ungkapnya.

'Kopi Langkah Awal untuk Bangkit'

Umar Patek Jadi Barista
UMAR PATEK MERAMU KOPI - Umar Patek tengah meramu kopi di Hedon Estate Surabaya di sela peluncuran Kopi Ramu 1966, Selasa (3/5/2025). Ramu sendiri diambil dari namanya Umar, sebuah usaha yang dirintisnya bersama Hedon Estate Surabaya maupun Banyuwangi.

Umar pun meyakini saat ini kopi bukanlah sekedar minuman semata, tetapi menjadi awal baginya untuk bangkit.

Lewat kopi, dia bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Umar pun tidak pernah menyangkal masa lalunya sebagai seorang teroris. Namun, kini, dia berharap lewat pilihannya sebagai barista sebagai simbol perubahan.

"Rasa pahit itu dulu menghancurkan, sekarang pahit ini menyembuhkan. Ini bukan sekadar kopi tetapi perubahan, tentang memilih hidup baru," ungkapnya.

Adapun lewat kerja sama dengan Hedon State, Umar membuka kafe bernama Ramu 1966.

Di sisi lain, David berharap lewat kafe Ramu 1966, Umar Patek dapat membalas kebaikan dan menerima kemampuan orang lain dan sukses dengan banyak karyawan.

Ke depannya kolaborasi ini akan diperluas dengan membangun koneksi dengan warung kopi, kafe-kafe dan menjangkau lebih banyak penyuka kopi di Indonesia.

"Keseharian saya, kondisi apapun saya menolong orang. kebetulan saya menolong satu umar patek, harapan saya nanti umar patek bisa menolong para penyintas yang jadi korban," ungkapnya.

Kopi Bertamu yang Mengubah Segalanya

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved