Senin, 6 Oktober 2025

Prakiraan Cuaca

Prospek Cuaca BMKG Seminggu ke Depan Periode 27 Mei - 2 Juni 2025

Simak prospek cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk seminggu ke depan, periode 27 Mei-2 Juni 2025.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Sri Juliati
Freepik
ILUSTRASI CUACA - Foto ilustrasi cuaca diambil dari Freepik Rabu (16/4/2025). Simak prospek cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk seminggu ke depan, periode 27 Mei-2 Juni 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut prospek cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk seminggu ke depan, periode 27 Mei-2 Juni 2025.

Melansir laman resminya, selama sepekan ke depan, wilayah Indonesia masih dipengaruhi oleh pola peralihan musim yang ditandai dengan perbedaan suhu udara yang signifikan pada pagi hingga siang hari.

Proses konvektif yang tinggi pada pagi hingga siang hari akibat intensitas radiasi matahari, menyebabkan pertumbuhan potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari.

Selain itu, fenomena MJO diperkirakan konsisten berada di wilayah selatan Indonesia hingga beberapa hari mendatang.

Aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin juga diprakirakan masih berpropagasi di wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan.

Kemudian, bibit siklon tropis 91W masih terpantau di Laut Cina Selatan, dengan kecepatan angin maksimum sebesar 15 knots, tekanan di pusat siklon 1007 hPa, dan pergerakan ke arah Barat Laut.

Adapun sistem ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Kalimantan Utara hingga Perairan utara Kalimantan, Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Timur, Selat Makassar, Laut Cina Selatan, dan di sekitar daerah bibit siklon tropis tersebut.

Kombinasi antara MJO, gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency pada wilayah dan periode yang sama diperkirakan aktif di sebagian besar Laut Andaman, perairan utara Aceh, Laut Cina Selatan, dan Laut Sulu.

Sehingga berpotensi meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut.

Sirkulasi Siklonik diprediksi berada di Samudra Hindia barat Sumatra Barat, Perairan selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, dan di Laut Banda, yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia selatan Jawa, dari Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tenggara, dan Laut Seram hingga Maluku.

Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan sebagai salah satu indikator terjadinya cuaca ekstrem, meskipun dengan cakupan area hujan yang tidak sebesar yang biasa terjadi pada periode musim hujan.

Di sisi lain, pergerakan massa udara kering dari benua Australia tetap mengindikasikan penurunan curah hujan di sebagian wilayah, seiring dengan masuknya musim kemarau.

Baca juga: Pasca Gempa M 3,7 di Sumedang, Warga Diimbau Waspada Cuaca Buruk dan Jalan Licin

Kondisi ini juga memicu peningkatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian selatan, serta kenaikan tinggi gelombang di Laut Andaman, Perairan selatan Jawa, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur, dan Laut Coral.

Mengingat masih adanya potensi cuaca signifikan di sejumlah lokasi, baik berupa hujan lebat maupun angin kencang, masyarakat dihimbau untuk selalu memperbarui informasi cuaca.

Selain itu, selalu jaga kesehatan dengan menjaga lingkungan, khususnya yang berada pada wilayah rentan terhadap dampak cuaca ekstrem.

Prospek Cuaca BMKG Seminggu ke Depan

Periode 27-29 Mei 2025

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved