Sabtu, 4 Oktober 2025

70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Prabowo Sorot Akar Historis Hubungan Indonesia-China

Presiden Prabowo Subianto menyoroti akar historis hubungan Indonesia-China saat kunjungan Perdana Menteri (PM) Li Qiang di Istana Merdeka.

Editor: Content Writer
Istimewa
HUBUNGAN DIPLOMATIK - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto saat menyambut kunjungan Perdana Menteri (PM) Li Qiang di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5). Kegiatan ini merupakan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–China, serta 70 tahun Konferensi Asia-Afrika yang bersejarah. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyoroti akar historis hubungan Indonesia-China saat kunjungan Perdana Menteri (PM) Li Qiang di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5). Tahun ini merupakan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–China, serta 70 tahun Konferensi Asia-Afrika yang bersejarah.

“Ini suatu kunjungan yang sangat penting menurut kami karena kunjungan Yang Mulia menegaskan persahabatan yang baik, yang erat, antara Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Indonesia, juga lebih penting antara rakyat Tiongkok dengan rakyat Indonesia,” kata Prabowo.

Lebih lanjut menurut Prabowo kedua negara masing masing memliki sejarah yang panjang dan sekarang ini kita telah menjadi mitra yang memiliki hubungan startegic yang komprehensif. Ia memastikan untuk terus mempererat hubungan antara Indonesia-China tidak hanya untuk kepentingan bilateral, tetapi juga bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan.

Baca juga: Prabowo Berharap Kunjungan PM China Li Qiang ke Indonesia Bawa Perdamaian di Kawasan

“Saya tegaskan kembali komitmen kami untuk memperkuat kemitraan ini dengan Republik Rakyat Tiongkok dan dengan bangsa Tiongkok. Kami memandang hubungan ini akan membawa kebaikan, tidak hanya kepada kedua negara kita, tapi kepada seluruh kawasan Asia dan bahkan mungkin juga dunia,” ujar Prabowo. 

Untuk diketahui, hubungan diplomatik antara Indonesia-China resmi dibuka pada tanggal 13 April 1950. Pada masa awal ini, hubungan kedua negara cukup erat, terutama dengan adanya solidaritas Asia-Afrika yang dideklarasikan pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Zhou Enlai memainkan peran penting dalam mempererat hubungan ini, dengan kedua negara mendukung gerakan dekolonisasi dan non-blok.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved