Gelar Pahlawan Soeharto
4 Poin Penolakan Aktivis 98 terhadap Wacana Gelar Pahlawan Soeharto: Simbol Kekuasaan Represif
Aktivis 98 Mustar Bonaventura menegaskan bahwa para aktivis yang masih memiliki rasa kritis, pasti menolak wacana gelar pahlawan Soeharto.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Tiara Shelavie
melainkan hasil kerja keras memakan banyak korban serta menghabiskan air mata.
Gagasan ini pun menurut Mustar sudah menodai perjuangan para aktivis dalam melahirkan reformasi.
"Demokrasi hari ini lahir tidak gratis, tidak lahir karena tiba-tiba, tapi karena dari buah keringat perjuangan bahkan mungkin korban, korban ada ribuan, ada nyawa, ada air mata disitu. Sehingga menurut kami tidak tepat," katanya.
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
Sebagai informasi, nama Soeharto diusulkan sebagai calon Pahlawan Nasional 2025 oleh Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) pada Maret 2025.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf mengatakan, usulan itu dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat daerah hingga pusat.
"Jadi syaratnya dipenuhi melalui mekanisme. Ada tanda tangan Bupati, Gubernur, itu baru ke kita. Jadi memang proses dari bawah," kata Gus Ipul, dikutip dari laman Kemensos.
Selain Soeharto, ada sembilan nama lain yang juga diusulkan dalam daftar calon Pahlawan Nasional.
Mereka di antaranya adalah KH Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan KH Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).
(Tribunnews.com/Rizki A./Danang Triatmojo)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.