Senin, 29 September 2025

Ijazah Jokowi

Kekecewaan Rismon Sianipar Terhadap Pengujian Ijazah Jokowi oleh Bareskrim Polri

Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar mengkritik metode uji yang digunakan Bareeskrim Polri dalam menguji keaslian ijazah Jokowi.

Kolase Tribunnews.com
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Kolse foto Rismon Sianipar dan Joko Widodo (Jokowi). Ahli Digital Forensik, Rismon Sianipar mengungkapkan kekecewaannya kepada Bareskrim Polri terkait cara mereka melakukan uji keaslian ijazah dan skripsi milik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). 

TRIBUNNEWS.COM - Ahli Digital Forensik, Rismon Sianipar, mengungkapkan kekecewaannya terhadap cara Bareskrim Polri dalam melakukan uji keaslian ijazah dan skripsi milik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Pernyataan ini disampaikan Rismon setelah Bareskrim menyatakan bahwa ijazah Jokowi asli berdasarkan uji laboratorium forensik yang mereka lakukan.

Metode Uji yang Dipertanyakan

Rismon lantas menyoroti pernyataan Dirtipidum Bareskrim, Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, yang menyebutkan bahwa metode yang digunakan dalam pengujian ijazah dan skripsi tersebut hanya melibatkan perabaan.

"Penjelasan dari Dirtipidum itu cukup mengecewakan di mana mereka mengatakan mereka mengujinya dengan cara lembar pengesahan itu diraba, terus dirasakan ada cekungan."

"Ini kan bukan perasaan jadi tidak ada scientific kalau itu cuma diraba, terus dirasakan baru ada cekungan itu bukan scientific," kata Rismin dalam Program 'Sapa Indonesia Malam' Kompas TV, Jumat (24/5/2025).

Kekecewaan terhadap Hasil Uji

Lebih lanjut, Rismon menilai bahwa hasil uji yang dilakukan Bareskrim tidak memenuhi standar scientific investigation.

Terlebih Bareskrim menggunakan hasil uji yang dinilainya sama sekali tak scientific ini sebagai perbandingan dengan keterangan saksi.

Yang kemudian keluar lah hasil uji ijazah dan skripsi Jokowi ini dan dinyatakan asli.

"Selanjutnya setelah mereka meraba merasakan ada sedikit cepungan itu statement dari ini (Dirtipidum)."

"Terus hanya dibandingkan dengan kesaksian, dari apa yang dikatakan orang yang memiliki percetakan perdana tersebut."

"Itu kan bukan scientific, keterangan dibandingkan dengan rabaan dengan perasaan," jelas Rismon.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan