DKI Jakarta dan Bali Terancam Depopulasi Lebih Cepat, Studi LD FEB UI Sebut Dampak Serius
Fenomena depopulasi atau penyusutan jumlah penduduk kini tidak hanya menjadi isu di negara-negara maju. Indonesia juga terancam mengalami.
Rendahnya Tingkat Kelahiran Jadi Faktor Utama Depopulasi
Salah satu faktor utama penyebab depopulasi adalah menurunnya tingkat kelahiran, terutama di kota-kota besar. DKI Jakarta misalnya, memiliki disparitas kelahiran yang tinggi antara kawasan elit dan kawasan menengah ke bawah.
“Wilayah dengan kelas ekonomi atas cenderung memiliki angka kelahiran yang sangat rendah. Sebaliknya, wilayah menengah ke bawah justru masih memiliki kelahiran tinggi,” ungkap Turro.
Kondisi ini memperlihatkan pentingnya perumusan kebijakan kependudukan yang bersifat personal dan kontekstual di setiap daerah.
Solusi Menghadapi Depopulasi: Pendekatan Medis dan Sosial
LD FEB UI merekomendasikan sejumlah kebijakan antisipatif guna meningkatkan atau mempertahankan tingkat kelahiran:
Pendekatan Medis:
Meningkatkan akses terhadap layanan infertilitas
Mengakui infertilitas sebagai penyakit yang dapat ditangani
Edukasi kesehatan reproduksi sejak usia muda
Pendekatan Sosial dan Keluarga:
Penyediaan dan peningkatan fasilitas penitipan anak
Insentif pajak dan tunjangan keluarga bagi pasangan dengan anak lebih dari satu
Kampanye publik untuk menyeimbangkan kehidupan kerja dan keluarga
"Kebijakan perencanaan keluarga tidak bisa bersifat satu ukuran untuk semua. Harus berbasis data demografi lokal dan kondisi sosial ekonomi wilayah," tegas Turro dalam FGD Policy Dialogue di Jakarta.
Belajar dari Jepang dan Korea: Jangan Terlambat Bertindak
Kondisi depopulasi yang telah lebih dulu dialami negara-negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan menjadi cerminan penting bagi Indonesia.
Kedua negara tersebut kini tengah menghadapi tantangan besar seperti:
Kekurangan tenaga kerja produktif
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.