Senin, 29 September 2025

Vaksin TBC

BPOM Pastikan Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates Transparan: Jika Ada Efek Samping Harus Diumumkan

Kepala BPOM Taruna Ikrar memastikan bakal transparans dalam seluruh tahapan proses uji klinis fase 3 vaksin TBC M72 yang sedang dilakukan di Indonesia

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
UJI KLINIS VAKSIN TBC - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, memastikan bakal transparans dalam seluruh tahapan proses uji klinis fase 3 vaksin tuberkulosis (TBC) M72 yang sedang dilakukan di Indonesia. Adapun vaksin ini dikembangkan oleh Gates Foundation, perusahaan milik konglomerat Bill Gates. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, memastikan bakal transparans dalam seluruh tahapan proses uji klinis fase 3 vaksin tuberkulosis (TBC) M72 yang sedang dilakukan di Indonesia.

Adapun vaksin ini dikembangkan Gates Foundation, perusahaan milik konglomerat Bill Gates

Menurut Taruna, keterbukaan informasi menjadi kunci utama untuk menjaga kepercayaan publik terhadap pengembangan produk vaksin yang aman dan efektif.

“Transparansi itu begini ya. Kita memastikan bahwa semua proses yang berjalan sesuai dengan aturan yang ada. Rakyat bisa mengakses hasil uji klinisnya. Secara transparan, kalau ada efek sampingnya harus diumumkan. Apa adanya,” kata Taruna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa sebelum suatu vaksin mendapatkan izin edar, ada berbagai tahapan penting yang harus dilalui, termasuk proses evaluasi oleh Komite Nasional Evaluasi Obat.

Baca juga: Izin Uji Klinik Fase 3 Vaksin TBC Bill Gates Terbit, BPOM: Sudah Penuhi Persyaratan

Komite ini terdiri dari para pakar di bidang vaksin yang akan menilai hasil uji klinis secara mendalam.

“Setelah mendapat persetujuan izin uji klinis, nanti hasilnya akan dievaluasi oleh tim sebelum mendapatkan nomor izin edar dari Badan POM. Sebelum nomor itu dikeluarkan, ada Komite Nasional Evaluasi Obat yang akan mengevaluasi hasil uji klinis ini,” ujarnya.

Taruna menyebut, uji klinis vaksin TBC Bill Gates yang sedang berlangsung di Indonesia diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua tahun atau 24 bulan, dan harus diselaraskan dengan uji klinis yang dilakukan di negara lain.

Baca juga: Larangan Teknologi dari AS Memaksa Produksi Chip China Maju dengan Kecepatan Penuh Kata Bill Gates

“Uji klinis ini menurut hitungannya akan dilakukan sekitar 24 bulan, dan sekarang sudah berjalan. Jadi sekitar dua tahun ke depan kita lihat hasilnya. Karena itu juga harus disinkronisasi dengan hasil uji klinis dari negara lain. Kita tahu, di Indonesia hanya ada 2 ribu partisipan, sementara di negara lain bisa mencapai 18 ribu,” katanya.

Selain itu, Taruna juga menegaskan bahwa metode uji klinis yang digunakan harus memenuhi standar internasional, seperti double blind trial.

“Salah satu uji klinis yang tepat itu harus double blind. Artinya akan diuji pada pasien dengan kontrol, baik yang menerima obat standar, vaksin, maupun vehikel pembanding. Ini penting untuk menjaga objektivitas hasil uji klinis,” ucapnya.

Ia berharap, uji klinis vaksin yang dilakukan di Indonesia bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan memperkuat sistem kesehatan nasional.

“Kita berharap uji klinis yang dilakukan di negeri kita ini punya manfaat, dan bisa membantu rakyat kita yang betul-betul membutuhkan,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan