Kamis, 2 Oktober 2025

Pertemuan Prabowo dengan Megawati

Pertemuan Prabowo dan Megawati Bisa Terjadi Sebelum atau Sesudah Kongres PDIP 2025

Sinyal pertemuan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto kembali menguat.

Dok.Sekretariat Presiden
PERTEMUAN PRABOWO MEGAWATI - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tampak duduk berdampingan dan berbincang akrab saat menghadiri upacara peringatan HUT ke-77 TNI di Istana Merdeka, Rabu (5/10/2022). Presiden Prabowo dan Megawati disinyalir akan segera bertemu seiring dengan rencana gelaran Kongres PDIP 2025. 

Terakhir Kongres PDIP diselenggarakan tahun 2019.

Sempat muncul kabar Kongres PDIP digelar pada April 2025, namun belum ada keterangan resmi terkait jadwal pelaksanaannya.

Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, mengatakan jadwal pelaksanaan kongres partainya akan diumumkan segera.

"Kapan kongres, pada waktunya kita akan umumkan," kata Puan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Puan memastikan bahwa kongres PDIP akan digelar tahun 2025.

Namun dia belum memastikan kapan jadwalnya.

"Tahun ini Insya Allah, kapan waktunya akan kita umumkan segera. Tahun ini," ucap Ketua DPR RI ini.

Tanggapan Gerindra

Ketua DPP Partai Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak turut menanggapi wacana pertemuan Megawati dan Prabowo.

"Pada prinsipnya Pak Prabowo memang sejak awal kan ingin terus membangun komunikasi kebangsaan, komunikasi secara personal dengan Ibu Megawati."

"Pun demikian dengan tokoh-tokoh yang lain, yang bagi Pak Prabowo perlu didengarkan dan dimintai nasihat," ungkap Dahnil, Senin (12/5/2025).

Dahnil juga memberikan makna filosofi dari politik atau silaturahim nasi goreng ini.

Menurutnya, nasi goreng adalah makanan populer di Indonesia yang seringkali disebut kuliner rakyat.

Nasi goreng dinilai sebagai simbol persatuan.

"Ini makanan populer bagi rakyat Indonesia. Dia simbol kebersamaan, dia dinikmati enaknya itu pas hangat. Setelah dimasak hangat begitu kemudian dimakan bersama-sama untuk membangun persatuan. Itu simbolisasinya adalah persatuan."

"Nah, kemudian nasi goreng itu adaptasi kultural. dia asalnya dari Tiongkok kemudian diadaptasi oleh kuliner Indonesia. Bahkan sekarang modelnya macam-macam."

"Saya mau katakan apa politik nasi goreng ini adalah politik persatuan, politik yang di mana adaptasi terhadap perubahan-perubahan kebangsaan itu harus terus dilakukan untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih maju," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Fransiskus Adhiyuda, Fersianus Waku)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved