Selasa, 7 Oktober 2025

Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut

Nurul Arifin Minta TNI Memperketat Prosedur Keamanan Saat Tangani Bahan Peledak

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Nurul Arifin, mendesak pihak TNI untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SOP pemusnahan

Penulis: willy Widianto
Editor: Wahyu Aji
Handout/IST
PEMUSNAHAN AMUNISI - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Nurul Arifin, mendesak pihak TNI untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional prosedur (SOP) yang digunakan dalam kegiatan pemusnahan amunisi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia dalam sebuah ledakan dahsyat yang terjadi saat kegiatan pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin pagi (12/5/2025). 

Ledakan tersebut terjadi di area yang menjadi lokasi resmi pemusnahan oleh personel militer, dan memicu keprihatinan nasional atas keselamatan prosedur militer dalam menangani bahan peledak.

Menanggapi tragedi tersebut, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Nurul Arifin, mendesak pihak TNI untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional prosedur (SOP) yang digunakan dalam kegiatan pemusnahan amunisi.

“Saya sangat berduka dan prihatin atas musibah ini. Kegiatan pemusnahan amunisi tentu mengandung risiko tinggi, dan oleh karena itu, harus dilakukan dengan protokol keamanan yang sangat ketat. Tragedi ini menunjukkan adanya kemungkinan kelalaian atau kekurangan dalam SOP yang digunakan,” ujar Nurul Arifin dalam pernyataannya yang diterima Tribun.

Nurul menambahkan bahwa sebagai mitra kerja TNI, Komisi I DPR RI akan meminta laporan resmi dari Mabes TNI, khususnya dari TNI Angkatan Darat, mengenai kronologi dan tanggung jawab atas insiden tersebut.

Ia juga menekankan pentingnya audit menyeluruh terhadap prosedur disposal amunisi, terutama yang melibatkan personel sipil.

“Kegiatan seperti ini tidak boleh dianggap rutinitas biasa. Harus dipastikan bahwa seluruh personel yang terlibat memiliki keahlian, alat pelindung diri yang memadai, serta bahwa lingkungan sekitar benar-benar steril dari risiko,” lanjutnya.

Adapun korban jiwa terdiri dari beberapa personel militer dan warga sipil.

Termasuk di antaranya Kolonel Cpm Antonius Hermawan dan Mayor Cpm Anda Rohanda, serta sejumlah warga sipil yang diduga ikut terlibat dalam kegiatan atau berada di sekitar lokasi saat kejadian.

“Kami juga meminta TNI untuk memberikan perhatian maksimal kepada keluarga korban, baik dalam bentuk santunan, pendampingan psikologis, maupun penghormatan layak terhadap para prajurit yang gugur," kata Nurul.

Menurut laporan awal dari Unit Intel Kodim 0611/Garut, seluruh korban kini telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk dan lokasi ledakan telah diamankan oleh aparat gabungan.

Tim investigasi internal TNI disebut tengah bekerja untuk mengumpulkan data teknis dan mengkaji penyebab ledakan.

Baca juga: Detik-detik Lubang Detonator Meledak hingga Tewaskan 4 Prajurit TNI AD dan 9 Warga Sipil di Garut

“Kita tidak ingin tragedi ini berulang. Komisi I akan terus mengawal proses investigasi dan mendesak adanya pengetatan keamanan dalam penanganan bahan peledak di lingkungan militer," kata Nurul.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved