Senin, 6 Oktober 2025

Hari Raya Waisak

Mengenal Candi Borobudur di Magelang, Lokasi Perayaan Waisak, Jadi Tujuan Perjalanan Biksu Thudong

Mengenal tentang Candi Borobudur di Magelang Jateng,Candi Buddha terbesar yang menjadi lokasi perayaan Hari Raya Waisak 2025.

TRIBUN JOGJA/SETYA KRISNA SUMARGA
TENTANG BOROBUDUR - Penampakan Candi Borobudur dan stupa induk dari Taman Lumbini pada Kamis 5 September 2024. Mengenal tentang Candi Borobudur di Magelang, Jateng, yang menjadi lokasi perayaan Hari Raya Waisak 2025. 

Saat ditemukan pertama kali, Candi Borobudur tidak utuh seperti saat ini.

Candi Borobudur, terbagi menjadi tiga tingkatan yang melambangkan kosmologi Buddha.

Yaitu, alam dunia atau nafsu, alam bentuk/dunia peralihan, dan dunia tak berbentuk.

Candi Borobudur dibangun di tengah Pulau Jawa sekitar abad ke-9 pada masa dinasti Syailendra.

Borobudur terdiri dari 6 teras, 3 bagian melingkar yang dihiasi dengan 2.672 panel relief dan 504 patung Buddha, sebagaimana dilansir TribunnewsWiki.com.

Bagian atas candi terdiri dari 1 stupa utama yang terletak di tengah candi dan dikelilingi oleh 72 stupa.

Adapun tujuan dibangunnya Candi Borobudur adalah sebagai tempat pemujaan Buddha.

Pembangunan candi, dimaksudkan agar manusia meninggalkan nafsu dunia dan menuju pencerahan Buddha.

Dalam sistem  pengelolaannya, Candi Borobudur dikelola oleh perusahaan Persero, PT. Taman Wisata Candi yang meliputi Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.

Pada tahun 1814, Candi Borobudur ditemukan pertama kali oleh pasukan Inggris di bawah kepemimpinan Thomas Stamford Raffles.

Sebelumnya, area Candi Borobudur dipenuhi oleh semak belukar, pepohonan, dan tidak terawat.

Namun, area Candi Borobudur berhasil dibersihkan semuanya pada tahun 1835.

Baca juga: Ada Perayaan Waisak 2025, Akses ke Borobudur Dialihkan Sementara Siang hingga Sore Hari Ini

Asal Usul Nama Borobudur 

Melalui Buku R. Soekmono 'Chandi Borobudur; a monument of mankind', yang diunggah di situs dokumentasi UNESCO, diketahui Naskah kuno Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tahun 1365 menyebut Budur sebagai tempat suci Buddha. 

Namun, makna Budur dinilai berasal dari kata Bhudara yang berarti 'Gunung' oleh filolog  J.G. de Casparis dalam bukunya "The Dual Nature of Barabudur" (1981).

Thomas Stamford Raflles menyebut, nama Bore-Budur/Borobudur dalam bukunya 'The History of Java' untuk mengidentifikasi sebuah monumen Buddha.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved