Hendropriyono Minta Publik Tak Hujat Hercules, tapi Ingatkan GRIB Patut Berubah
Hendropriyono menengahi polemik Hercules dengan sejumlah purnawirawan TNI, minta Hercules ubah GRIB sesuai harapan publik
Penulis:
Galuh Widya Wardani
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono mencoba menengahi perseteruan yang terjadi antara Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Hercules dan sejumlah purnawirawan TNI.
Menurutnya, kedua belah pihak seharusnya dapat saling introspeksi diri, termasuk juga masyarakat.
Hercules sepatutnya mendengarkan masukan dari para purnawirawan TNI.
Sementara itu, purnawirawan TNI dan masyarakat akan lebih baik untuk tidak membalas makian Hercules.
Pasalnya, yang terjadi sekarang publik justru melakukan bullying terhadap Hercules.
"Dia (Hercules) jadi kayak begini (disebut seperti seorang preman) kan akibat dari kita, kondisi masyarakat kita secara sosial ekonomi, akhlak kejiwaan, rasa kebangsaan, rasa profesionalisme kita membentuk dia."
"Kok, jadi seperti ini. Di mana salahnya? Ini lah yang harus kita pikirkan untuk memperbaiki dan rasanya dia itu patut merubah organisasinya menjadi bagaimana yang diharapkan oleh para purnawirawan semua dan rakyat," kata Hendropriyono pada Sabtu (4/5/2025) dilansir Tribun Jakarta.
Hercules baru-baru ini menjadi "lumbung hujatan" publik yang geram lantaran tingkahnya seperti seorang preman.
Hendropriyono menjelaskan Hercules juga seorang anak bangsa yang memiliki jasa bagi Indonesia.
"Hercules seperti halnya juga setiap orang Indonesia adalah anak bangsa kita, dia dulu juga sebagai TBO (Tenaga Bantuan Operasi), kemudian partisan, itu ikut bahu-membahu bersama kita melaksanakan tugas negara."
"Waktu itu di Timor Timur yang sekarang menjadi Timor Leste," ujar Hendropriyono.
Baca juga: Sutiyoso Dihina, Jawara Betawi Gertak Hercules: Jaga Adab Lo, Jangan Merasa Paling Hebat
Saat konflik itu terjadi, Timor Leste melepaskan diri dari Indonesia, banyak orang yang pindah ke sana berganti kewarganegaraan, tetapi Hercules tetap setia kepada Republik Indonesia.
"Dalam kebersamaannya dengan kita di medan pertempuran, itu tercatat banyak juga jasa dia yang sampai kakinya buntung, dia kan orang berkaki buntung satu, tangannya juga satu, matanya juga satu," kata Hendropriyono.
Menurut Hendropriyono, jika publik mengolok-oloknya, sama saja membunuhnya secara perdata.
Baca juga: Alasan di Balik Permintaan Maaf Hercules ke Sutiyoso: Kemarin Hina, Kini Hormat
"Kalau terus kita ramai-ramai menghujat, semuanya langsung ikut pro dan kontra pada nge-bully itu kan namanya membunuh secara perdata," ujar Hendropriyono.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.