Sabtu, 4 Oktober 2025

Lewat Forum SSTC, Kementan Sebut Model Kewirausahaan Jadi Inspirasi Delegasi Negara Sahabat

Para peserta meninjau langsung Balai Dukungan dan Sumberdaya Pelatihan (BDSP) untuk mempelajari model pemberdayaan pemuda pedesaan

Penulis: Reza Deni
HO-Kementan
DELEGASI SSTC - Para Delegasi negara sahabat saat menghadiri forum kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (South-South and Triangular Cooperation/SSTC) dari lima negara India, Gambia, Papua Nugini, Kenya, dan Rwanda melakukan kunjungan lapangan ke lokasi Business Development Services Provider (BDSP) di Cianjur, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) memastikan komitmennya dalam mencetak generasi petani milenial melalui penguatan kompetensi teknis serta kemampuan kewirausahaan di bidang pertanian.

Sebanyak 12 peserta forum kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (South-South and Triangular Cooperation/SSTC) dari lima negara India, Gambia, Papua Nugini, Kenya, dan Rwanda melakukan kunjungan lapangan ke lokasi Business Development Services Provider (BDSP) di Cianjur, Jawa Barat. 

Baca juga: Program PHLN Kementan dalam Pengembangan Petani di Subang Siap Direplikasi ke Luar Negeri

Para peserta meninjau langsung Balai Dukungan dan Sumberdaya Pelatihan (BDSP) untuk mempelajari model pemberdayaan pemuda pedesaan dalam bidang kewirausahaan, sekaligus berdialog langsung dengan para penerima manfaat.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan pilar utama ketahanan ekonomi nasional, dan hal tersebut sangat bergantung pada peran generasi muda sebagai sumber daya manusia produktif masa depan. 

“Kalau tiga instrumen lahan, milenial, dan teknologi terpenuhi, maka kita mampu mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Amran dalam keterangannya, Senin (28/4/2025).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengaku bangga atas kepercayaan SSTC yang telah memilih Program YESS sebagai lokasi kunjungan dan pembelajaran. 

Program ini telah berjalan selama lima tahun dan dinilai berhasil menjadi model pemberdayaan pemuda di sektor pertanian. 

“Kami dari Kementerian Pertanian, khususnya BPPSDMP dan program YESS, merasa bangga dan bersyukur karena program ini dipercaya menjadi tempat belajar dan bertukar pengalaman antarnegara,” ujar Idha. 

Dia berharap para delegasi dapat membawa pulang praktik-praktik baik yang telah dijalankan, mulai dari akses ke pasar, pembiayaan, hingga pendekatan pemberdayaan pemuda.

Project Manager Program YESS NPMU, Miko Harjanti, menjelaskan bahwa kunjungan ke BDSP bertujuan untuk menunjukkan peran lembaga ini sebagai pusat pelatihan dan pendampingan bagi pemuda desa agar dapat mandiri secara ekonomi. 

"Peserta diajak ke BDSP untuk mempelajari bagaimana lembaga ini melatih dan membina pemuda pedesaan agar mampu berwirausaha sendiri,” jelas Miko.

Menurutnya, dukungan terhadap kewirausahaan pemuda desa merupakan bagian penting dari strategi regenerasi petani dan penguatan ekonomi pedesaan. 

Dia berharap model seperti BDSP dapat menjadi inspirasi yang bisa diterapkan di negara-negara peserta SSTC.

Baca juga: Anak Muda Jadi Motor Inovasi, Kementan Optimistis Pertanian Indonesia Menuju Arah Lebih Modern

Salah satu delegasi dari Kenya, Ashford Macharia Maguta, mengaku sangat terinspirasi dengan model pemberdayaan pemuda yang dijalankan melalui Program YESS. 

Dia mengaku kagum melihat anak-anak muda Indonesia terlibat aktif dalam berbagai usaha agribisnis seperti cabai, kopi, bawang merah, dan daun bawang. 

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved