Minggu, 5 Oktober 2025

Tantowi Yahya: Kepemimpinan Harus Mampu Bangun Kepercayaan Lintas Batas

Presiden United in Diversity (UID) Tantowi Yahya menegaskan pentingnya kepemimpinan kolaboratif di tengah kompleksitas pengelolaan SDA Indonesia. 

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Istimewa
KELULUSAN PROGRAM BEKAL - United in Diversity (UID) menggelar "Perayaan Kelulusan Program Bersama Kelola Alam Adil Lestari (BEKAL) Pemimpin 4.0" pada Jumat (25/4/2025) siang di Hotel Borobudur Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden United in Diversity (UID) Tantowi Yahya menegaskan pentingnya kepemimpinan kolaboratif di tengah kompleksitas pengelolaan sumber daya alam Indonesia. 

Kepemimpinan, menurutnya, harus mampu melakukan perubahan sistemik melalui sinergi lintas sektor.

"Kepemimpinan bukan soal menciptakan sesuatu yang baru secara individual, tetapi tentang menyatukan niat, membuka ruang kolaborasi, dan membangun kepercayaan lintas batas," ujar Tantowi. 

Hal ini disampaikan Tantowi dalam Perayaan Kelulusan Program BEKAL Pemimpin 4.0 yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta. 

Menurutnya, tantangan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga sosial dan politis. Karena itu, diperlukan pendekatan yang partisipatif dan reflektif. 

"Pemimpin tidak bertanya ‘apa yang harus kita ciptakan’, melainkan ‘bagaimana kita mewujudkan perubahan itu bersama’," katanya. 

Program BEKAL Pemimpin 4.0 melibatkan 57 peserta terpilih dari 25 provinsi di Indonesia, yang berasal dari berbagai latar belakang, yakni pemerintahan, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, akademisi, media, hingga komunitas lokal. 

Selama hampir enam bulan, para peserta ditempa dalam rangkaian lokakarya, kunjungan lapangan, penginderaan sistem, hingga proses prototyping untuk merancang solusi nyata dalam pengelolaan SDA berkelanjutan.

Chancellor United in Diversity, Suyoto, menambahkan bahwa BEKAL Pemimpin tidak hanya berfokus pada aspek teknis pengelolaan alam, tetapi juga pada pengembangan manusia sebagai agen perubahan.

“Mengembalikan keseimbangan alam bukan semata soal memperbaiki lingkungan, tetapi juga soal menyiapkan manusia yang mampu memimpinnya dengan empati, pemahaman mendalam, dan kesadaran sistem,” kata Suyoto.

Ia menekankan bahwa program ini berinvestasi pada kapasitas kepemimpinan lintas sektor, membekali peserta dengan kemampuan membangun koneksi antaraktor dan memimpin perubahan dari dalam sistem.

"Mereka adalah benih-benih perubahan yang membawa semangat kolaborasi dan keberanian untuk merintis masa depan yang lebih adil dan lestari," ujarnya.

Program BEKAL Pemimpin, yang telah meluluskan tiga angkatan sebelumnya sejak 2019, kini memperkenalkan angkatan keempatnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved