Ijazah Jokowi
Isu Ijazah Palsu Jokowi Muncul Terus, Mardiyanto Sebut Sengaja Digiring untuk Tekan Presiden Prabowo
Dengan adanya isu ijazah palsu Jokowi tersebut, diharapkan bisa menggiring opini publik bahwa Jokowi itu merupakan beban bagi Presiden Prabowo.
TRIBUNNEWS.COM - Analis Ekonomi dan Politik, Mardiyanto, menilai isu ijazah palsu Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi), sengaja dimunculkan untuk menekan Presiden Prabowo Subianto.
Dengan adanya isu tersebut, diharapkan bisa menggiring opini publik bahwa Jokowi itu merupakan beban bagi Prabowo.
"Bisa jadi, isu ijazah palsu ini, diharapkan dapat menggalang persepsi publik bahwa Pak Jokowi adalah beban bagi Presiden Prabowo."
"Dengan demikian, Pak Prabowo dapat bersikap menuruti kemauan sekelompok orang itu," ujar Mardiyanto dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025).
Kendati demikian, Mardiyanto meyakini bahwa Prabowo tidak akan mudah dipengaruhi tekanan politik, karena memiliki karakter yang kuat.
"Saya yakin, Pak Prabowo punya determinasi kepemimpinan yang tidak bisa diintervensi siapapun, termasuk oleh Pak Jokowi sendiri," ungkapnya.
Mardiyanto menduga, isu ijazah palsu yang dialamatkan kepada Jokowi itu untuk merawat pesimisme publik terhadap pencapaian agenda Astacita.
"Saya menilai, beberapa kelompok yang terus menyerang Pak Jokowi adalah agar prospek pembangunan berkelanjutan dan upaya untuk mengimplementasikan visi Astacita ini menjadi bias, kabur dan efek dominonya mengguncang pelaku usaha," kata Mardiyanto
Menurutnya, Jokowi selama ini memiliki tingkat penerimaan yang relatif tinggi di berbagai lapisan masyarakat, termasuk kelompok elite.
Sementara itu, Pengamat hukum dan politik Pieter C. Zulkifli menilai, isu dugaan ijazah palsu tersebut tak hanya menyerang Jokowi saja.
Namun, bisa juga sebagai upaya sistematis untuk mengganggu pemerintahan yang kini dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga: 5 Fakta Zaenal Mustofa Penggugat Ijazah Jokowi, Tersangka Pemalsuan Dokumen-Mundur dari Tim TIPU UGM
Pasalnya, Peter menganggap, isu ijazah palsu itu sengaja dihidupkan lagi pada masa transisi pemerintahan ke Prabowo.
Padahal, sebelumnya, telah berkali-kali dibantah secara terbuka oleh Jokowi hingga Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Jika kita tarik benang merahnya, kampanye narasi semacam ini bukan semata menyerang Jokowi, tapi bisa menjadi upaya sistematis untuk mengganggu legitimasi pemerintahan berikutnya,” ujar Pieter dalam keterangannya, Rabu (23/4/2025), dikutip dari Kompas TV.
Menurut Peter, isu itu diangkat seolah-olah merupakan skandal besar yang ditutup-tutupi, padahal UGM telah menyatakan Jokowi adalah alumni Fakultas Kehutanan dengan rekam jejak akademik yang terdokumentasi.
“Tuduhan ini bukan semata tentang keabsahan sebuah ijazah. Ia mencerminkan krisis yang lebih dalam."
4 Orang Dilaporkan Buntut Tudingan Ijazah Palsu
Sebanyak empat orang resmi dilaporkan ke polisi imbas tudingan ijazah palsu milik Jokowi tersebut.
Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Patriot Nusantara bersama sejumlah relawan Jokowi resmi melaporkan dugaan penghasutan ke Polres Metro Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2025).
Laporan ini didasarkan pada dugaan pelanggaran Pasal 160 KUHP tentang penghasutan di muka umum.
Kuasa hukum pelapor, Rusdiansyah menyebut, bukti-bukti berupa pernyataan lisan dan tulisan yang dinilai memicu keresahan di masyarakat sudah dilampirkan.
"Akibat penghasutan itu, terjadi kegaduhan, misalnya ada orang yang menggeruduk UGM, ke Solo, bahkan ke sekitar rumah Pak Jokowi," ungkap Rusdiansyah.
Sementara itu, Ketua Umum Pemuda Patriot Nusantara, Andi Kurniawan, mengatakan bahwa pihaknya juga membawa sejumlah saksi.
"Kami juga bawa beberapa saksi-saksi yang bisa menunjukkan bahwa di masyarakat itu sebetulnya ada pergerakan-pergerakan yang kalau tidak segera diantisipasi itu bisa terjadi signifikan besar pergerakannya," ujar Andi.
"Respons atas pelaku-pelaku yang menuduh ijazah Pak Jokowi sebagai ijazah yang palsu, sehingga kami harus cepat. Mestinya ini tanpa dilapor karena ini adalah delik biasa itu, mestinya bisa langsung diproses hukum," katanya.
Berikut adalah empat sosok yang disebut dilaporkan itu.
- Eks Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo
- Ahli digital forensik Rismon Sianipar
- Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Rizal Fadillah
- Dokter Tifauzia Tyassuma
Alasan Ijazah Jokowi Disebut Palsu
Sebelumnya, tudingan soal ijazah palsu Jokowi ini muncul lagi setelah Rismon mengaku menyangsikan keaslian ijazah dan skripsi Jokowi.
Lantas, apa alasan Rismon masih menyebut ijazah Jokowi sebagai lulusan UGM itu palsu?
Pertama, alasan Rismon mengatakan demikian karena lembar pengesahan dan sampul skripsi menggunakan font Times New Roman.
Font itu, menurutnya, belum ada pada era tahun 1980-an hingga 1990-an.
Sampul dan lembar pengesahan skripsi Jokowi saat itu dicetak di percetakan, tetapi seluruh isi tulisan skripsinya setebal 91 halaman tersebut masih menggunakan mesin ketik.
Kedua, berkaitan nomor seri ijazah Jokowi yang dianggap berbeda atau tidak menggunakan klaster dan hanya angka saja.
Ketiga, dari pihak Jokowi sampai sekarang juga belum pernah menunjukkan ijazah asli tersebut kepada publik, apalagi semenjak isu ini mencuat.
Meskipun demikian, tim kuasa hukum Jokowi hingga sekarang tetap tidak ingin menunjukkan ijazah Jokowi tersebut.
Kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan, menegaskan pihak yang harus membuktikan adalah pihak yang menyebar ijazah tersebut palsu.
Dia mengatakan tim kuasa hukum hanya akan menunjukkan ijazah asli Jokowi jika memang diminta secara hukum.
"Kami tidak akan menunjukkan ijazah asli Pak Jokowi, kecuali berdasarkan hukum dan dimintakan oleh pihak-pihak yang berwenang seperti pengadilan dan sebagainya."
"Itu pasti kami akan taat dan kami tunjukkan. Tapi jika tidak, untuk apa kami tunjukkan?" ucap Yakup, di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/4/2025).
(Tribunnews.com/Rifqah/Alfarizy Ajie/Fersianus Waku)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.