Senin, 6 Oktober 2025

Cak Imin Minta Kemenkes Cek Asal Muasal Puluhan Siswa di Cianjur Keracunan MBG

Menurut Cak Imin, peristiwa ini harus ditindaklanjuti dengan mencari tahu asal muasal penyebab para siswa bisa keracunan.

Tribunnews.com / Rizki Sandi Saputra
SISWA KERACUNAN MBG - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin saat ditemui awak media di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4/2025). Cak Imin meminta Kemenkes cari asal muasal puluhan Siswa di Kabupaten Cianjur keracunan menu MBG. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, merespons fenomena puluhan siswa yang mengalami keracunan usai menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurut Cak Imin, peristiwa ini harus ditindaklanjuti dengan mencari tahu asal muasal penyebab para siswa bisa keracunan.

Cak Imin mendesak Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk segera melakukan pelacakan terhadap hal tersebut.

"Nah, itu yang harus dicek sumber utamanya ya. Tolong kepada Kementerian Kesehatan mengecek sumber utama keracunan itu," kata Cak Imin kepada awak media usai membuka bazaar Fraksi PKB DPR RI di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Penelaahan ini penting menurut Cak Imin guna mencari tahu sumber masalahnya, termasuk soal kondisi dapur dan proses pengiriman bahan pokoknya.

Tak hanya itu, Ketua Umum DPP PKB tersebut juga mendesak agar laboratorium kesehatan di daerah mengambil langkah konkret demi ketenangan masyarakat.

"Apakah dari dapurnya, apakah dari proses angkutannya, atau dari tempat lain-lain. Nanti kita tunggu saja investigasinya. Laboratorium Kesehatan Daerah harus cepat ya mengambil langkah-langkah supaya kita tenang," tandas Cak Imin.

Sebagai informasi , fenomena siswa keracunan menu MBG kembali terjadi. Kekinian, puluhan siswa MAN 1 dan SMP PGRI 1 Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dikabarkan mengalami hal serupa.

Menyikapi hal itu, Badan Gizi Nasional (BGN) turut mencari penyebabnya.

“Kami turut menyampaikan rasa empati dan berharap seluruh siswa segera pulih. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kami. Saat ini, kami sedang melakukan pemeriksaan terkait dugaan penyebab keracunan, apakah berasal dari MBG atau bukan,” ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana, kepada wartawan melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (22/4).

Dadan menyatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah keracunan terjadi akibat menu makanan dari program pemerintah tersebut. Saat ini, BGN masih menunggu hasil laboratorium yang tengah dilakukan tim untuk mengetahui penyebab keracunan.

Baca juga: 79 Siswa di Cianjur yang Keracunan usai Santap MBG Sudah Dipulangkan dari RS

Berdasarkan laporan, sampel MBG yang dimasak hari Senin (21/04/2025) telah dikirimkan ke Lab Kesda Provinsi setempat, dan hasilnya akan keluar dalam rentang waktu sepuluh hari ke depan.

Lebih lanjut, menurut keterangan dari perwakilan SPPG, makanan yang diolah juga telah memenuhi standar dan telah melewati proses sebagaimana mestinya.

“Kami sedang menunggu hasil Lab Kesda Provinsi dari sampel yang sudah dikirimkan. Kami akan update infonya pada kesempatan pertama setelah hasil lab keluar,” tegasnya.

Sebagai langkah preventif , BGN akan meningkatkan pengawasan standar penyimpanan makanan di dapur MBG. Selain itu, mereka juga akan melakukan proses penyempurnaan sistem berskala nasional, mendorong transparansi jadwal menu harian melalui kanal digital, serta meningkatkan kapasitas pelatihan keamanan pangan bagi seluruh penyedia MBG.

Dikutip dari Kompas.com , jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan bertambah.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, mengungkapkan bahwa jumlah korban kini mencapai 38 orang.

Para korban sedang mendapatkan perawatan di RSUD Sayang Cianjur dan RS Bhayangkara.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved