Pemain Sirkus dan Kehidupannya
Eks Pemain Sirkus Klaim Disiksa, Wamenaker Berkomitmen Lindungi Pekerja
Wakil Menteri Ketenagakerjaan mengaku belum terima laporan resmi soal penyiksaan eks pemain sirkus saat bekerja di Taman Safari Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer mengungkapkan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi terkait pengakuan eks pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) yang mengeklaim mengalami penyiksaan saat bekerja di Taman Safari Indonesia.
Immanuel menegaskan komitmen pemerintah untuk melindungi hak-hak pekerja, meskipun hingga saat ini belum ada laporan resmi yang diterima.
“Kalau soal pekerja sirkus di Oriental Circus yang dieksploitasi kecil itu, dari Kemenaker, kita belum sampai ya, karena mereka belum lapor ke kita."
"Tapi yang kita lihat hanya di media, dan kita sebetulnya kaget juga kalau itu benar-benar terjadi,” jelasnya kepada Kompas.com, Sabtu (19/4/2025).
Pengakuan Eks Pemain Sirkus
Para mantan pemain sirkus OCI sebelumnya mengungkapkan pengalaman pahit mereka di hadapan Wakil Menteri HAM Mugiyanto, yang mencakup kekerasan fisik dan eksploitasi yang berlangsung sejak tahun 1970-an.
Mereka melaporkan tindakan penyiksaan seperti disetrum, dirantai, hingga dipisahkan dari anak-anak mereka.
Kuasa hukum para mantan pemain sirkus, Muhammad Sholeh, meminta dibentuknya tim investigasi untuk menyelidiki dugaan penyiksaan di Taman Safari Indonesia.
"Menurut teman-teman di sana itu ada bunker. Rumahnya itu ada di bawah tanah, tempat mereka tinggal di situ lah tempat penyiksaan. Itu berdasarkan pengakuan (korban)," katanya, dikutip dari YouTube Kompas TV yang tayang pada Jumat (18/4/2025).
Tuntutan Ganti Rugi
Para korban juga menuntut ganti rugi dari Taman Safari Indonesia.
Sholeh menegaskan bahwa banyak dari mereka yang tidak pernah digaji dan mengalami kekerasan yang mengakibatkan cacat fisik.
"Juga terhadap kekerasan, ada yang membekas tangannya dipukul sama balok, korban Ida sampai badannya cacat."
"Menurut saya, wajar sekali kalau mereka menuntut ganti rugi," kata Sholeh.
Selain itu, mereka meminta agar pemerintah menyelidiki kondisi para pemain sirkus yang masih bekerja di Taman Safari, serta membuka asal-usul identitas 60 mantan pemain sirkus yang tidak mengetahui silsilah keluarga mereka.
Bantahan dari Taman Safari Indonesia
Pihak Taman Safari Indonesia Group membantah semua tuduhan tersebut.
Finky Santika, Head of Media and Digital Taman Safari Indonesia Group, menegaskan bahwa tidak ada hubungan bisnis antara Taman Safari dan para mantan pemain sirkus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.