Jumat, 3 Oktober 2025

Menteri Diminta Loyal ke Prabowo, Jokowi Tak Lagi Bos Mereka

Adi Prayitno menganggap tidak elok jika masih ada menteri dalam Kabinet Merah Putih yang menganggap Presiden ke-7 Joko Widodo sebagai atasan mereka. 

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudi
JOKOWI DIPANGGIL BOS - Jokowi di kediamannya di Jalan Kutai Nomor 1, Sumber, Solo, Jawa Tengah. Adi Prayitno menganggap tidak elok jika masih ada menteri dalam Kabinet Merah Putih yang menganggap Presiden ke-7 Joko Widodo sebagai atasan mereka.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menganggap, tidak elok jika masih ada menteri dalam Kabinet Merah Putih yang menganggap Presiden ke-7 Joko Widodo sebagai atasan mereka. 

Adi menegaskan, secara hukum, satu-satunya bos para menteri adalah Presiden Republik Indonesia yang saat ini dijabat oleh Prabowo Subianto.

"Dalam perspektif publik tentu dinilai tidak elok ya jika ada menteri mengaku punya bos lain di luar presiden. Karena apa pun judulnya bos para menteri itu hanyalah Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto," kata Adi saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (15/4/2025).

Menurutnya, dalam sistem pemerintahan presidensial seperti di Indonesia, para menteri merupakan pembantu presiden. 

Mereka ditunjuk untuk menjalankan dan merealisasikan visi serta misi presiden, bukan tokoh lain di luar jabatan tersebut.

"Jadi wajar kalau kemudian ada menteri yang mengaku ada bos lain di luar presiden, pasti menimbulkan kegaduhan," ujar Adi.

Adi pun mengingatkan agar seluruh pejabat publik, termasuk menteri dan wakil menteri, bersikap loyal kepada Presiden Prabowo

"Jadi itu yang mesti harus dicermati oleh semua pejabat publik, menteri dan wakil menteri. Mereka itu punya bos namanya presiden, di luar itu ya tidak ada bos lain, itu satu ya," tegasnya.

Baca juga: Polemik Pernyataan 2 Menteri Prabowo yang Sebut Jokowi Sebagai Bos, PKB Bilang Begini

Penyebutan "bos" untuk Jokowi mengemuka seusai beberapa menteri Prabowo bersilaturahmi Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah ke kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah.

Mereka mengunjungi kediaman Jokowi saat Prabowo sedang melakukan lawatan ke luar negeri. 

Para menteri tersebut adalah mereka yang pernah menjadi menteri dalam Pemerintahan Jokowi sebelumnya.

Mereka di antaranya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Ketua Umum Partai Golkar itu menemui Jokowi di Solo pada Selasa (8/4/2025).

Kemudian sehari setelahnya Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) juga melakukan hal yang sama. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut menemui Jokowi pada Rabu (9/4/2025) siang.

Dua hari kemudian giliran Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin temui Jokowi. Mereka datang pada Jumat (11/4/2025) siang.

Kedua menteri masih memanggil Jokowi sebagai "bos". 

"Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya,” kata Trenggono berkelakar seusai bertemu Jokowi. 

Baca juga: Ada Menteri Panggil Jokowi Sebagai Bos, Puan: Presiden Saat Ini Prabowo Subianto!

Setelah Trenggono, gantian Budi yang bersilaturahmi dengan Jokowi dan memanggilnya sebagai bos. 

"Silaturahmi karena Pak Jokowi kan bosnya saya. Jadi, saya sama Ibu mau silaturahmi mohon maaf lahir dan batin. Juga (minta) doain supaya Pak Presiden dan Ibu itu sehat, karena saya masih jadi Menteri Kesehatan kan," ujar Budi.

Menanggapi itu, Politikus PKS Mardani Ali Sera lantas mengingatkan fenomena 'matahari kembar'. 

"Yang pertama tentu silaturahmi tetap baik, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar,” kata Mardani, Jumat (11/4/2025).

Mardani sebenarnya meyakini bahwa Prabowo tidak akan merasa tersinggung dengan kunjungan para menterinya ke Presiden terdahulu.

Namun, dia menekankan pentingnya jajaran kabinet untuk menjaga kewibawaan sosok pemimpin tertinggi dalam sistem pemerintahan.

“Bagaimanapun presiden kita Pak Prabowo, dan Pak Prabowo sudah menunjukkan determinasinya, kapasitasnya, komitmennya. Dan saya pikir Pak Prabowo juga tidak tersinggung ketika ada menterinya yang ke Pak Jokowi," tutur Mardani.

“Namun, yang jadi pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja lagi berat, apalagi kalau dua,” ucap Mardani.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved