Jumat, 3 Oktober 2025

Pengamat Intelijen Soroti Indikasi Manuver ke Pemerintahan Prabowo

Amir menilai bahwa terdapat indikasi upaya untuk melemahkan posisi presiden dengan menargetkan orang-orang kepercayaannya. 

Penulis: Abdul Qodir
Tribunnews.com/Handout
PRABOWO SUBIANTO - Presiden RI Prabowo Subianto dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin, 17 Februari 2025. Pengamat intelijen dan geopolitik, Amir Hamzah, menyoroti kondisi terkini manuver terkini ke lingkaran pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat intelijen dan geopolitik, Amir Hamzah, menyoroti kondisi terkini manuver terkini ke lingkaran pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Amir dalam analisasnya menjelaskan, dalam dinamika politik saat ini, manuver dan strategi sering kali dilakukan dengan cara yang tidak terlihat. Banyak yang mungkin tidak menyadari bahwa kekuasaan bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lebih luas, tidak hanya karena hasil pemilu. Operasi politik bisa berlangsung dalam berbagai bentuk, termasuk serangan pribadi, framing media, atau langkah hukum yang terkesan formal.

Baca juga: Relawan Jokowi Tanggapi Pertemuan Prabowo-Mega: Perseteruan Tak Pernah Membuahkan Hasil Baik

Tokoh-tokoh di sekitar kekuasaan menjadi fokus perhatian. Mereka tidak hanya berperan sebagai pejabat atau politisi, tetapi juga menunjukkan simbol kekuatan dan loyalitas. Ketika beberapa dari mereka menghadapi kritik atau serangan, hal ini bisa diartikan sebagai pertanda adanya upaya untuk menguji stabilitas dari dalam.

Akhir-akhir ini, sejumlah nama besar mulai muncul dalam konteks negatif, beberapa di antaranya terkait dengan isu hukum atau rumor yang tersebar dengan terencana. Menariknya, serangan ini tidak selalu mengarah kepada pemimpin utama, melainkan kepada mereka yang berada di sekelilingnya.

Baca juga: Golkar Tak Persoalkan Jika PDIP Tetap Oposisi Setelah Pertemuan Prabowo-Megawati

Amir menilai bahwa terdapat indikasi upaya untuk melemahkan posisi presiden dengan menargetkan orang-orang kepercayaannya. 

Merujuk keadaan politik saat ini, Amir menyebutkan tiga individu kunci yang terlibat dalam dinamika ini. Ketiganya yakni Sufmi Dasco Ahmad, Hashim Djojohadikusumo, dan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin.

Ketiga tokoh ini memegang peranan penting dalam lingkaran Prabowo, baik dalam aspek politik, ekonomi, maupun pertahanan.

Menurut Amir, mereka menghadapi sejumlah tantangan yang berbeda, seperti isu bisnis dan politik luar negeri untuk Hashim, serta pertanyaan terkait latar belakang dan isu HAM untuk Sjafrie. Serangan terhadap Sufmi Dasco juga menjadi sorotan, terkait dengan isu pengelolaan yang dinilai tidak berdasar.

“Prabowo itu tidak bisa diserang secara langsung karena kekuatan elektoral dan posisi politiknya sekarang sangat kokoh. Tapi kalau orang-orang terdekatnya dilumpuhkan, maka perlahan ia akan melemah secara internal,” kata Amir, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (9/4/2025).

Amir menekankan bahwa ketiga tokoh ini berfungsi sebagai indikator penting dalam menilai stabilitas pemerintahan saat ini. Ia menyoroti bahwa serangan-serangan ini bukan sekadar problematika politik internal, melainkan bagian dari dinamika yang lebih luas.

Baca juga: Pertemuan Megawati dan Prabowo Dinilai Perkuat Soliditas Politik Nasional Hadapi Dinamika Global

“Kita tidak bisa menutup mata, ada kekuatan besar yang tidak ingin Prabowo memegang kendali penuh di pemerintahan karena dianggap akan memperkuat posisi Indonesia dalam poros strategis dunia,” tandasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved