Senin, 6 Oktober 2025

Polisi yang Pukul Jurnalis Minta Maaf: Awalnya Kasar, Wartawan Perempuan Akui Diancam Dicekik

Kekerasan terhadap pers terjadi di Semarang, Sabtu (5/4/2025). Ajudan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pukul jurnalis.

(KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah // TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR)
JURNALIS DIPUKUL POLISI - Ipda Endry Purwa Sefa Tim Pengamanan Protokoler Kepala Kepolisian RI yang melakukan kekerasan, meminta maaf terhadap korban Jurnalis ANTARA, Makna Zaezar di Kantor ANTARA Semarang, Minggu (6/4/2025) malam. / Ipda Endry saat lakukan pengamanan di Semarang (KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah // TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR) 

TRIBUNNEWS.COM - Polisi yang menjadi Tim Pengamanan Protokoler Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memukul hingga mengancam jurnalis di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (5/4/2025).

Kejadian tersebut pun menjadi sorotan hingga saat ini. Jurnalis yang mejadi korban yakni seorang pewarta dari Kantor Berita Antara Foto, Makna Zaezar.

Pelaku pemukulan yakni polisi bernama Ipda Endry Purwa Sefa.

Dalam insiden tersebut, beberapa awak media dilaporkan dipukul di bagian kepala oleh Endry, kemudian diintimidasi dan diancam akan ditempeleng di sela acara.

Kejadian ini sempat terekam dalam video oleh para jurnalis.

Kini, Ipda Endry kini telah meminta maaf secara terbuka dengan mendatangi langsung di Kantor ANTARA Semarang, pada Minggu (6/4/2025) malam.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Ipda Endry juga disebut akan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada awak media. 

"Ipda Endry telah menyampaikan permohonan maaf kepada Mas Makna dan telah disampaikan sendiri pada saat rapat tadi. Setelah ini, akan disampaikan secara terbuka," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Minggu.

Sementara itu, Polda Jawa Tengah menyesalkan tindakan intimidasi dan kekerasan yang dilakukan oleh Ipda Endry Purwa Sefa, dikutip dari Kompas.com.

Artanto menegaskan, tindakan kasar yang dilakukan oleh Ipda Endry dalam menertibkan kerumunan saat kunjungan Kapolri tidak seharusnya terjadi.

"Kami dari Polda Jateng mewakili institusi Polri menyesalkan insiden ini, yang seharusnya tidak perlu terjadi dan bisa dihindari," ujar Artanto. 

Baca juga: Ajudan Kapolri Pukul Wartawan di Stasiun Tawang Semarang, Begini Kronologinya

Kronologi

Awalnya, sejumlah jurnalis, termasuk pewarta foto dan tim humas dari berbagai lembaga melakukan peliputan kegiatan Kapolri di Stasiun Tawang Semarang.

Para jurnalis tersebut mengambil gambar dengan jarak yang wajar.

Situasi tiba-tiba berubah tegang ketika salah satu polisi yang melakukan pengamanan meminta para jurnalis mundur, dengan cara yang keras.

Polisi tersebut pun sempat mendorong kasar para jurnalis.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved