Jumat, 3 Oktober 2025

Teror Kepala Babi

Haris Rusly Moti Kecam Teror ke Kantor Kontras dan Tempo: Kebebasan Pers Harus Dihormati

Haris Rusly Moti, mengecam keras rangkaian teror yang ditujukan kepada kantor media Tempo. 

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM/Istimewa
HARIS RUSLY MOTI - Potret mantan aktivis gerakan mahasiswa 98, Haris Rusly Moti yang diterima Tribunnews, Selasa (11/2/2025). Haris Rusly Moti mengecam keras rangkaian teror yang ditujukan kepada kantor media Tempo.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eksponen Gerakan Mahasiswa 1998, Haris Rusly Moti, mengecam keras rangkaian teror yang ditujukan kepada kantor Kontras

Selain itu, ada juga teror pengiriman paket kepala babi dan bangkai tikus yang ditujukan ke kantor media Tempo

Haris menegaskan, kebebasan pers dan kemerdekaan berpendapat adalah hak yang dijamin oleh konstitusi, dan semua pihak harus menghormatinya.

"Kami mendukung langkah hukum yang sedang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengungkap pelaku, dalang dan motif di balik rangkaian teror, yang bertujuan menebar ketakutan dan menciptakan situasi gaduh dengan persepsi negatif terhadap pemerintahan Prabowo," kata Haris kepada wartawan pada Selasa (25/3/2025).

Haris mengungkapkan bahwa media massa yang kritis berfungsi sebagai "sparring partner" bagi pemerintah, khususnya dalam menghadapi pejabat-pejabat yang cenderung tidak kritis atau hanya berusaha menyenangkan atasan. 

Haris kemudian menjelaskan beberapa pandangannya terkait rangkaian teror tersebut.

Pertama, ia memastikan rangkaian teror yang ditujukan kepada kantor media Tempo dan kantor Kontras tidak dilakukan oleh jajaran pemerintahan Prabowo dan pendukungnya. 

Ditegaskannya, pemerintahan Prabowo justru dirugikan dengan munculnya persepsi negatif dan beragam kegaduhan akibat rangkaian teror tersebut.

Kedua, pidato Presiden Prabowo pada tanggal 19 Maret 2025, sama sekali tidak menyalahkan sikap kritis media massa juga media sosial. 

Haris mengatakan Presiden Prabowo justru melakukan introspeksi dan menganggap muncul beragam kesalahpahaman dan protes, karena kegagalan komunikasi publik pemerintah.

“Karena itu, Presiden Prabowo memerintahkan seluruh jajaran pemerintahan, para menteri dan terutama penanggung jawab komunikasi untuk memperbaiki komunikasi ke rakyat,” ujarnya.

Ketiga, jika dilihat situasinya, rangkaian teror tersebut terjadi disaat berlangsung pembahasan terkait RUU TNI oleh DPR RI. 

Menurutnya, peneror sengaja melakukannya bertepatan dengan momentum pembahasan dan pengesahan RUU TNI.

“Demikian juga sasaran teror, sengaja dipilih dua institusi civil society, yaitu Kontras dan Tempo, yang dikenal kritis terhadap beberapa kebijakan pemerintah,” ujarnya.

Keempat, menurutnya tujuan dari peneror memilih momentum pembahasan RUU TNI dengan sasaran kantor media Tempo dan Kontras agar publik dengan gampang langsung mengasosiasikan atau bahkan menuduh pemerintahan Prabowo dan pendukungnya sebagai dalang dan pelaku dari rangkaian teror tersebut.

Kelima, memang jika dimencermati analitik media sosial dan sejumlah komentar di media massa, maka tergambar persepsi yang dibentuk ke arah seakan pemerintah dan pendukung pemerintah di balik rangkaian teror tersebut.

Keenam, bukan hanya media massa yang dirugikan oleh upaya menebar ketakutan terhadap kemerdekaan pers.

“Justru pemerintahan Prabowo dan pendukungnya juga dirugikan karena disudutkan secara persepsi seakan menjadi pelaku dari rangkaian teror yang sedang dalam penyelidikan polisi tersebut," ucapnya.

Ketujuh, kata dia, menebar ketakutan kepada media massa dan organisasi civil society itu adalah adalah target antara dari rangkaian teror tersebut. 

Haris menilai target utamanya adalah merekayasa lingkungan persepsi bahwa pemerintahan Prabowo adalah pemerintahan yang militeristik dan anti demokrasi.

Kedelapan, lanjut dia, memang tampak persepsi terhadap rangkaian teror tersebut diglorifikasi sedemikian rupa terutama di media sosial seakan pemerintahan Prabowo sedang mengembalikan cara-cara militerisme, anti demokrasi dan anti kemerdekaan pers.

Kesembilan, menurutnya, memang desain dari rangkaian teror tersebut untuk mematangkan situasi distrust atau ketidakpercayaan kepada pemerintah, disorder (ketidaksetaraan sosial) dan disobedience (ketidakpatuhan pada hukum). 

Dengan kematangan situasi tersebut otomatis akan memasifkan konflik antara masyarakat dengan pemerintah yang di ujungnya diharapkan terjadi gelombang protes people power.

“Kesepuluh, saya menduga ada dua kepentingan yang sangat dirugikan oleh kebijakan Presiden Prabowo yang dapat diduga terlibat mematangkan situasi distrust, disorder dan disobedience tersebut," ucapnya.

"Pertama, mafia migas yang sedang dibongkar kejahatan korupsinya serta kasus kejahatan korupsi yang ditangani KPK. Majalah Tempo juga pernah mengangkat kejahatan mafia migas tersebut dalam salah satu liputannya. Kedua, kepentingan geopolitik yang tidak sejalan dengan arah kebijakan Prabowo yang nasionalistik kerakyatan,” pungkasnya.

Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus

Untuk informasi, Media Tempo mendapatkan teror dari orang tak dikenal. Kali ini, satu paket berisikan kepala babi dikirimkan ke kantor Tempo.

Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) Tempo, Bagja Hidayat mengatakan paket itu ditujukkan untuk wartawannya yang juga host 'Bocor Alus' bernama Francisca Christy Rosana atau Cica.

"Jadi paket itu ditujukan buat Cica, Cica itu kan host halus ya, Francisca," kata Bagja kepada Tribunnnews.com, Kamis (20/3/2025).

Bagja mengatakan Cica baru menerima paket tersebut pada hari ini setelah selesai liputan bersama rekannya bernama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran sekira pukul 15.00 WIB.

Sementara itu, paket tersebut disebut Bagja, sudah diterima pihak petugas keamanan Tempo pada Rabu (19/3/2025) sekira pukul 16.13 WIB.

"Nah begitu dibuka udah menyengat baunya. Nah udah menyengat baunya, lalu dibawa keluar. Begitu dibuka ya kepala babi dengan telinga yang potong," tuturnya.

Beberapa hari kemudian, tepatnya pada Sabtu (22/3/2025), kantor Tempo kembali diteror dengan sebuah kotak berisi enam ekor tikus sudah dipenggal bagian kepalanya.

Petugas kebersihan Tempo mulanya menduga kotak kardus yang dibungkus dengan kertas kado bermotif bunga mawar merah itu berisi mi instan. 

Bentuk kotak itu sedikit penyok. Tak ada tulisan apa pun di kotak kardus tersebut.

Pemeriksaan sementara oleh manajemen gedung, bungkusan berisi bangkai tikus itu dilempar orang tak dikenal pada pukul 02.11 WIB dari luar pagar kompleks kantor Tempo.

Baca juga: Komnas HAM Desak Ungkap Pelaku Kirim Kepala Babi ke Kantor Tempo

Petugas keamanan menduga kotak bangkai tikus itu mengenai mobil yang sedang diparkir sebelum membentur aspal. 

Ada jejak baret pada mobil yang terkena lemparan kotak tikus itu.

Kasus teror ini pun dilaporkan pihak media Tempo bersama Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) ke Bareskrim Polri pada Jumat (21/3/2025).

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved