BMKG dan KORIKA Kembangkan Sistem Peringatan Dini Penyakit Menular yang Dipengaruhi Iklim
Provinsi Papua menyumbang 90,9 persen dari total kasus malaria di Indonesia pada tahun tersebut
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) menjalin kerjasama pengembangan sistem peringatan dini dan respons untuk penyakit menular yang dipengaruhi oleh faktor iklim.
Sistem peringatan dini dan respons atau Early Warning and Response System (EWARS) untuk penyakit menular tersebut antara lain, malaria dan demam berdarah. Perjanjian kerjasama kedua pihak dilakukan di kesempatan Rapat Kerja KORIKA 2025 di Jakarta, baru-baru ini.
Dalam kerja sama ini, BMKG dan KORIKA akan mengoptimalkan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis data meteorologi dan klimatologi dalam mendukung sistem peringatan dini dan respons terhadap penyakit menular yang dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Inovasi Climate Smart Indonesia pertama kali diluncurkan di 2023 hasil kerjasama antara KORIKA, Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI), dan Institute for Health Modeling and Climate Solutions (IMACS) dengan didukung Kementerian Kesehatan RI, BMKG, dan Kementerian LHK, Reaching Last Mile (RLM UAE) dan Patrick J. McGovern Foundation.
Di Indonesia, malaria tetap menjadi masalah kesehatan yang serius. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan di 2021 terdapat 94.610 kasus malaria yang dilaporkan.
Baca juga: BMKG Prediksi Puncak Cuaca Ekstrem Akan Terjadi 11 Hingga 20 Maret 2025
Meskipun terjadi penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, beberapa provinsi masih memiliki angka kejadian yang tinggi.
Provinsi Papua menyumbang 90,9 persen dari total kasus malaria di Indonesia pada tahun tersebut.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, termasuk meningkatnya risiko penyakit menular akibat perubahan pola cuaca.
Melalui kerja sama ini, BMKG akan menyediakan data meteorologi dan klimatologi yang dapat dimanfaatkan oleh KORIKA untuk mengembangkan model AI dalam mendukung deteksi dan mitigasi risiko kesehatan akibat perubahan iklim.
Deputi Infrastruktur BMKG, Dr. Ing. Michael Andreas Purwoadi, DEA., menyatakan, pemanfaatan teknologi AI dapat meningkatkan akurasi prediksi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat.
“Pemanfaatan teknologi AI memungkinkan kita untuk menganalisis data cuaca secara lebih cepat dan akurat, memberikan peringatan dini bagi potensi bencana” ujarnya.
Ketua Umum KORIKA Prof. Dr. Hammam Riza menambahkan, kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan solusi berbasis AI yang dapat mendukung kebijakan kesehatan berbasis data.
Menurutnya, AI bukan sekadar teknologi, tetapi solusi yang akan mendorong inovasi terutama dalam membangun digital twins kesehatan berbasis iklim (climate health). "Sebuah aplikasi AI yang mendukung pembangunan nasional berbasis data” kata Prof. Hammam Riza.(tribunnews/fin)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
KORIKA
Sistem Peringatan Dini
SDG03-Kehidupan Sehat dan Sejahtera
BMKG Prediksi Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BNPB Imbau Daerah Tingkatkan Kesiapsiagaan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Palembang Sabtu 13 September 2025, Hujan pada Sore Hari |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Bandar Lampung Sabtu, 13 September 2025: Pagi sampai Malam Hari Cerah |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Kendari Jumat, 12 September 2025: Semua Wilayah Cerah Seharian |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Palembang Jumat 12 September 2025 Besok, Hujan sejak Sore hingga Malam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.