Pagar Laut 30 Km di Tangerang
Kades Kohod Arsin Terpuruk, Sakit dan Berat Badannya Turun 10 Kg
Kades Kohod Arsin muncuk ke hadapan publik dalam keadaan lesu dan meminta maaf kepada warga atas kegaduhan yang terjadi. Simak berita selengkapnya!
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Arsin bin Asip, muncul ke publik dalam konferensi pers di kediamannya pada Jumat, 14 Februari 2025.
Namun, Arsin terlihat lesu dan kurang sehat, ternyata ia mengalami batuk terus-menerus dan demam.
Kuasa hukum Arsin, Yunihar, mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan kliennya memang menurun.
"Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti," kata Yunihar.
Arsin juga mengonfirmasi bahwa saat diperiksa di Bareskrim Polri, dia menerima obat karena kondisinya yang tidak fit.
"Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana," ujar Arsin.
Selain itu, Arsin mengakui berat badannya (BB) juga turun hingga 10 kilogram (Kg).
Namun, dia membantah bahwa hal tersebut disebabkan karena masalah pagar laut yang sedang ramai ini.
Dia mengatakan, dirinya hanya kelelahan saja.
"Ada sampai 10 kiloan (BB turun), tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun berat badan karena capek," ungkap Arsin.
Permintaan Maaf kepada Warga
Dalam kesempatan tersebut, Arsin juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, khususnya warga Desa Kohod.
Baca juga: Kesehatan Kades Kohod Arsin Menurun Saat Muncul ke Publik, Batuk dan Demam, Berat Badan Turun 10 Kg
"Saya Arsin bin Asip secara pribadi maupun jabatan saya selaku Kepala Desa. Atas kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod, situasi tersebut tidaklah kami harapkan," kata Arsin kepada wartawan, Jumat, dikutip dari TribunTangerang.com.
"Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati saya ingin menyampaikan permohonan maaf. Saya yang terdalam, khusus kepada warga Desa Kohod dan serta seluruh warga negara Indonesia," tambahnya.
Arsin mengaku bahwa dia menjadi korban dari tindakan pihak lain terkait masalah yang sedang ramai tersebut.
Hal itu terjadi, katanya, akibat dari ketidak hati-hatiannya dalam pelayanan publik di Desa Kohod.
"Bahwa saya juga adalah korban dari perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain. Tentunya ini terjadi akibat dari kekurangan pengetahuan dan ketidak hati-hatian yang saya lakukan dalam pelayanan publik di Desa Kohod," ungkapnya.
Meski begitu, Arsin berjanji akan mengevaluasi kinerjanya, agar hal-hal buruk dalam pelayanan masyarakat di Desa Kohod tidak terulang lagi di kemudian hari.
Kontroversi Pagar Laut
Sebelumnya, Arsin menjadi sorotan publik setelah diduga terlibat dalam kasus lahan laut di Kampung Alar Jiban, Desa Kohod.
Dia terakhir kali muncul di hadapan publik pada 24 Januari 2025 saat Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nusron Wahid, meninjau lahan tersebut.
Sejak saat itu, Arsin tidak lagi memberikan klarifikasi mengenai isu yang beredar.
Sementara itu, pihak kepolisian telah mengungkap Kepala Desa Kohod dan Sekretaris Desa Kohod mengakui bahwa sejumlah barang yang disita oleh penyidik digunakan untuk membuat surat izin palsu terkait lahan pagar laut di Tangerang.
"Dan, ini sudah kami dapatkan dari keterangan kepala desa maupun sekdes yang juga mengakui bahwa alat-alat itulah yang digunakan (untuk membuat surat palsu)," ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro, di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Dalam penyidikan, sejumlah barang bukti seperti printer, monitor, keyboard, dan stempel Sekretariat Desa Kohod disita oleh penyidik.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.