Minggu, 5 Oktober 2025

Distribusi Elpiji 3 Kg

Potret Perjuangan Warga Dapatkan Gas Elpiji 3 Kg, Ada yang Meninggal Dunia Usai Kelelahan Mengantre

Antrean mendapatkan gas elpiji 3 Kg terlihat mengular di banyak wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, ibu kota negara ini.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
ANTREAN MENGULAR - Warga antre membeli gas 3 kg di Pangkalan Gas 3 Kg, Jalan Terusan Suryani, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/2/2025). Masyarakat saat ini kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg usai Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melarang pedagang eceran menjualnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat saat ini kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg usai Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melarang pedagang eceran menjualnya.

Hal ini imbas dari kebijakan pemerintah yang mengatur penjualan gas tersebut dapat dijual oleh penjual yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).

Kebijakan itu berlaku mulai 1 Februari 2025. Artinya, penjualan gas elpiji 3 kilogram tak bisa diecer.

Antrean terlihat mengular di banyak wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, ibu kota negara ini.

Ironisnya, seorang ibu lansia berumur 62 tahun, Yonih, meninggal dunia setelah mengantre membeli gas elpiji 3 kilogram pada Senin (3/2/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.

Berikut potret perjuangan warga berburu gas elpiji di pasaran sepanjang Senin kemarin. 

1. Nenek Yonih meninggal saat antre

Kelangkaan gas elpiji 3 kg membawa duka bagi warga di Pamulang, Tangerang Selatan. 

Seorang perempuan paruh baya, Yonih (62), meninggal dunia setelah mengantre membeli gas elpiji 3 kilogram pada Senin (3/2/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.

Adik korban, Rohaya (51), bercerita, pada Senin pagi sang kakak masih beraktivitas seperti biasa, termasuk membuka warung dan menyiapkan lontong untuk berdagang.

"Tadi pagi saya masih ketemu, dia bilang mau antre gas. Saya sempat bilang nanti juga dianterin, tapi dia tetap berangkat. Biasanya antre di warung agen depan, ternyata dia pergi ke tempat yang lebih jauh," ujar Rohaya saat ditemui Kompas.com di Jalan Beringin I RT 01/07 Pamulang Barat, Tangsel, Senin.  

Rohaya mengatakan, Yonih berangkat dari rumah sekitar pukul 11.00 WIB dengan membawa dua tabung gas kosong.

Lansia perempuan itu berjalan kaki seorang diri untuk membeli gas elpiji di agen yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah. 

Setelah mengantre selama kurang lebih satu jam, Yonih berhasil mendapat gas elpiji dan kembali ke rumah berjalan kaki.

Namun, dalam perjalanan pulang, Yonih sempat duduk di dekat tempat laundry untuk beristirahat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved