Trump Ancam Kenakan Tarif 100 Persen Bagi Anggota BRICS, Legislator Dorong Insentif Industri-UMKM
AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar Indonesia, dengan produk seperti tekstil, alas kaki, produk elektronik, dan minyak kelapa sawit.
Trump Ancam Kenakan Tarif 100 Persen bagi Anggota BRICS, Legislator Demokrat Dorong Insentif untuk Industri-UMKM
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Fraksi Demokrat, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Marwan Cik Asan, mendorong pemberian insentif kepada industri dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Marwan menilai, langkah ini dapat meningkatkan daya saing industri dan UMKM di tengah ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait pengenaan tarif 100 persen pada negara-negara BRICS.
Wacana kenaikan tarif ini dia nilai dapat jadi tantangan serius bagi perekonomian Indonesia, terutama di sektor ekspor dan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Usai Gabung BRICS, Pemerintah RI akan Belajar dengan Brasil dan Afrika Selatan Soal Energi
"Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis, seperti memberikan insentif kepada industri dan UMKM untuk meningkatkan daya saing," kata Marwan kepada wartawan Senin (3/2/2025).
Selain itu, lanjut Marwan, pemerintah Indonesia juga dapat mengambil dua langkah strategis lain, yakni mendorong diversifikasi pasar ekspor ke negara-negara BRICS dan kawasan lainnya serta memperkuat ketahanan ekonomi melalui investasi dalam infrastruktur dan teknologi.
"Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat memitigasi dampak negatif dari kebijakan tarif AS dan memanfaatkan peluang baru dalam perdagangan global," ujar Marwan.
Dia menjelaskan, langkah Trump mengenakan tarif 100 persen terhadap negara BRICS akan membuat harga produk ekspor Indonesia ke AS naik signifikan.
Menurutnya, AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar Indonesia, dengan produk seperti tekstil, alas kaki, produk elektronik, dan minyak kelapa sawit.
Di sisi lain, lanjut Marwan, langkah Trump itu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia karena kontribusi ekspor ke PDB sekitar 20 persen.
Bahkan, kebijakan Trump bisa berdampak juga pada nilai tukar rupiah, serta sektor industri dan UMKM
Oleh karena itu, anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Lampung II ini mengusulkan agar Indonesia memperkuat kerja sama dengan negara-negara Uni Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Kemudian, Indonesia juga perlu meningkatkan nilai tambah produk ekspor, seperti mengembangkan industri hilir minyak sawit dan mineral.
Dia juga berkata, menurut Bank Dunia, Indonesia perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur dan teknologi untuk meningkatkan daya saing global.
"Pada 2023, investasi asing langsung atau FDI ke Indonesia mencapai US$44 miliar, tetapi lebih banyak investasi diperlukan untuk mendukung diversifikasi ekonomi," kata Marwan.
Mau Ganti Dolar, Alasan Trump Ancam Kenaikan Tarif Bagi Anggota BRICS
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif 100 persen bagi komoditas ekspor negara-negara anggota BRICS.
Ancaman ini dinyatakan Trump menanggapi wacana BRICS mengganti dolar AS dengan mata uang lain dalam perdagangan internasional.
BRICS merupakan kelompok ekonomi-ekonomi berkembang yang didirikan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Sejauh ini negara-negara BRICS belum memiliki mata uang digital spesifik mereka sendiri, akan tetapi sistem pembayaran berbasis blockchain BRICS sedang dalam tahap pengerjaan.
Baca juga: Trump Umumkan Deportasi Massal, 30.000 Migran Ilegal Akan Ditempatkan di Guantanamo
Platform ini nantinya akan menghubungkan sistem keuangan negara-negara anggota menggunakan gateway pembayaran untuk penyelesaian dalam mata uang digital bank sentral.
Dengan cara ini BRICS dapat mengurangi dominasi mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan internasional sekaligus memperkuat pengaruh ekonomi mereka di pasar global.
Awalnya penggunaan mata uang ini hanya diberlakukan untuk perdagangan negara anggota BRICS, namun kemudian berkembang luas, dengan masuknya Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab dan terakhir Indonesia yang baru-baru ini disetujui masuk sebagai anggota BRICS.
Baca juga: Trump Tandatangani Perintah Eksekutif untuk Mencari dan Mendeportasi Aktivis Mahasiswa Pro-Palestina
Alasan ini yang mendorong Trump untuk mengeluarkan ancaman terkait pengenaan tarif 100 persen kepada semua anggota kelompok ekonomi pimpinan Rusia itu.
"Kami akan meminta komitmen dari negara-negara yang tampaknya bermusuhan ini bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang BRICS yang baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan Dolar AS yang perkasa atau mereka akan kena tarif 100 persen," kata Trump dalam unggahannya di Truth Social, dikutip dari DW.
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.302: AS Setujui Paket Bantuan Senjata Pertama Era Trump untuk Ukraina |
![]() |
---|
Andi Widjajanto: Kerusuhan Agustus dan Berebut Pengaruh Presiden |
![]() |
---|
DPD RI Soroti Pentingnya Peran Daerah dan UMKM dalam Stimulus Ekonomi 8+4+5 |
![]() |
---|
Pertamina Perkuat Ekosistem Wirausaha, Dukung Ekspor Perdana UMKM Kebumen Tembus ke Pasar AS |
![]() |
---|
PBB Nyatakan Israel Lakukan Genosida di Gaza, IDF Malah Lancarkan Serangan Besar-besaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.