Pagar Laut 30 Km di Tangerang
Pembongkaran Pagar Laut Tetap Dilanjutkan meski Dapat Penolakan, Panglima TNI: Perintah Presiden
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memastikan pembongkaran pagar laut di Tangerang tetap dilanjutkan.
TRIBUNNEWS.COM - Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, memastikan pembongkaran pagar laut di Tangerang tetap dilanjutkan.
Agus menuturkan, hal ini sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Agus merespons permintaan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menghentikan sementara pembongkaran pagar laut oleh TNI AL.
"(Pembongkaran pagar laut) sudah perintah presiden."
"Lanjut (pembongkaran pagar laut)," kata Panglima, Senin (20/1/2025).
Agus menjelaskan, tujuan utama dari pembongkaran pagar laut itu, adalah memberikan akses bagi nelayan agar lebih mudah dalam mencari ikan.
Sebelumnya, pagar laut tersebut, dinilai menghalangi nelayan di sekitar Tangerang untuk mengakses perairan.
"Masyarakat yang mau mencari ikan tidak ada akses, sehingga dibuka supaya masyarakat bisa mencari ikan ke laut," tutur Agus.
Ia menyatakan, TNI menargetkan pembongkaran pagar laut ini selesai dalam waktu secepatnya
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, justru meminta pagar laut di wilayah Kabupaten Tangerang itu agar tak dibongkar terlebih dahulu.
Sebab, kata dia, hingga saat ini kasus pagar laut masih belum diusut tuntas.
Baca juga: Menteri KKP Minta TNI AL Hentikan Pembongkaran Pagar Laut, Ini Alasannya
Menurutnya, pagar bambu yang membentang sepanjang 30,16 kilometer tersebut, merupakan barang bukti dalam proses penyelidikan KKP.
"Kemarin saya mendengar ada pembongkaran oleh angkatan laut, ya saya enggak tahu, harusnya itu barang bukti," kata Trenggono di Pantai Kedonganan, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, pada Minggu (19/1/2025).
Trenggono mengatakan, saat ini pihak KKP masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa pemilik pagar misterius itu.
Ia menuturkan, sedianya pembongkaran akan dilakukan setelah dalang di balik pemasangan pagar laut itu sudah diketahui.
"Kalau pencabutan kan tunggu dulu dong, kalau sudah ketahuan siapa yang nanam. Kalau nyabut kan gampang. Kalau sudah terdeteksi, terbukti, sudah diproses hukum, baru jelas (dibongkar)," kata Trenggono.
Pembongkaran pagar laut ini, diketahui melibatkan sebanyak 600 prajurit TNI Angkatan Laut (AL) bersama warga sekitar.
Pembongkaran dimulai dari Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
Pembongkaran akan dilanjutkan sampai ke titik akhir yang berada di Pulau Cangkir, Kronjo.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Laksma Wira Hady, mengatakan proses pencabutan pagar laut ini ditargetkan akan selesai selama 10 hari.
Namun, sambungnya, target penyelesaian itu akan disesuaikan dengan kondisi cuaca.
"Ini akan kita laksanakan secara bertahap, kalau pun kita setiap hari melaksanakan itu paling cepat 10 hari."
"Tapi kalau cuacanya masih seperti ini, bergelombang, kami menyesuaikan waktunya," ujarnya, Sabtu (18/1/2025).

Wira menjelaskan, guna mempercepat proses pembongkaran, pihaknya akan meminta bantuan nelayan sekitar.
Dalam sehari, target pencopotan pagar bambu ialah sepanjang 2 kilometer, jika kondisi laut sedang tenang.
"Alhamdulillah positif, dan insyaallah para nelayan nanti membantu kita untuk percepatan."
"Kita akan ajak nelayan sekitar. Karena ini lebih banyak manfaatnya buat nelayan sendiri," ungkapnya.
Kendala yang dihadapi personel TNI AL dalam melakukan pembongkaran, jelasnya, yaitu kedalaman laut yang dangkal sehingga sejumlah sarana tak bisa digunakan.
"Tapi ini kan, kami ada sarana di sini, tapi tidak bisa masuk."
"Ada dua tugboat, ada rif, ada sekoci karet, kami bawa kemari. Tapi karena kondisinya sangat dangkal," terangnya.
(Tribunnews.com/Milani/Erik S) (Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.