Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama 16 Januari 2025: Sejarah Singkat Berdirinya NU
Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) jatuh pada hari ini, Kamis (16/1/2025). Ini sejarah singkat berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini sejarah singkat berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Organisasi NU ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 31 Januari 1926 atau bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H, di Surabaya, Jawa Timur.
Tahun ini, Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) jatuh pada hari ini, Kamis (16/1/2025).
Acara Kick Off Harlah Ke-102 NU yang semula digelar di kantor PBNU Jakarta, berganti di kantor Pengurus Wilayah (PWNU) Jawa Timur, Kecamatan Gayungan, Surabaya, Jawa Timur.
Adapun tema Harlah Ke-102 NU yakni "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat".
Lantas, bagaimana sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU)?
Sejarah Berdirinya NU
Melansir laman resmi NU, semuanya bermula ketika santri As’ad (KHR As’ad Syamsul Arifin Situbondo) di Tebuireng menyampaikan tasbih yang dikalungkan oleh dirinya dan mempersilakan KH Muhammad Hasyim Asy’ari untuk mengambilnya sendiri dari leher As’ad.
Bukan bermaksud As’ad tidak ingin mengambilkannya untuk Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan As’ad tidak ingin menyentuh tasbih sebagai amanah dari KH Cholil Bangkalan kepada KH Hasyim Asy’ari.
Oleh karena itu, tasbih tidak tersentuh sedikit pun oleh tangan As’ad selama berjalan kaki dari Bangkalan ke Tebuireng.
Setelah tasbih diambil, Kiai Hasyim Asy’ari bertanya kepada As’ad: “Apakah ada pesan lain lagi dari Bangkalan?”.
Baca juga: Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama Jatuh Pada Tanggal 16 Januari 2025, Ini Tema dan Rangkaian Agendanya
As’ad hanya menjawab: “Ya Jabbar, Ya Qahhar”, dua asmaul husna tarsebut diulang oleh As’ad hingga tiga kali sesuai pesan sang guru.
Setelah mendengar lantunan itu, Kiai Hasyim Asy’ari kemudian berkata, “Allah SWT telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam’iyyah”. (Choirul Anam, 2010: 72)
Riwayat tersebut merupakan salah satu tanda atau petunjuk di antara sejumlah petunjuk berdirinya Nahdlatul Ulama (NU).
Akhir tahun 1925, santri As’ad kembali diutus Mbah Cholil untuk mengantarkan seuntai tasbih lengkap dengan bacaan Asmaul Husna (Ya Jabbar, Ya Qahhar.
Berarti menyebut nama Tuhan Yang Maha Perkasa) ke tempat yang sama dan ditujukan kepada orang sama yaitu Mbah Hasyim.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.