Jumat, 3 Oktober 2025

Erupsi Gunung Merapi

Aktivitas Vulkanik Gunungapi Ibu, Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Merapi Masih Siaga Darurat

Hingga awal pekan ketiga bulan Januari 2025, tiga gunungapi di Indonesia masih siaga darurat.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Badan Geologi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum sejumlah kejadian bencana sejak akhir pekan kedua hingga awal pekan ketiga bulan Januari 2025.  Foto lontaran lava pijar pada saat erupsi Gunungapi Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Sabtu (11/1/2025). 

Di sisi lain gempa letusan terjadi 6 kali, gempa hembusan 135 kali, gempa harmonik 99 kali, gempa low frekuensi 8 kali, gempa vulkanik dangkal 4 kali, gempa vulkanik dalam 52 kali, gempa tektonik lokal 9 kali, gempa tektonik jauh 48 kali.

Pengamatan visual selama periode tersebut menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunungapi Lewotobi Laki-laki mengalami sedikit kenaikan, rata-rata tinggi kolom erupsinya 600-1200 meter dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 100- 1000 meter.

Terlihat api diam di sekitar puncak mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan sehingga dapat teramati saat malam hari pancaran warna merah di area puncak. 

Terdapat endapan material lava serta material yang berpotensi menjadi lahar di area barat-barat laut dan utara-timur laut kawah Gunungapi Lewotobi Laki-laki.

"Dari hasil evaluasi tersebut, masyarakat di sekitar Gunungapi Lewotobi Laki–laki dan pengunjung/wisatawan diharapkan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya - timur laut sejauh 6 kilometer," katanya.

Gunungapi Merapi

Berikutnya, Gunungapi Merapi yang berada di empat wilayah administrasi meliputi Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di DI Yogyakarta, juga masih ditetapkan dalam level III atau Siaga sejak November 2020 lalu sampai hari ini dengan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi.

Aktivitas erupsi Gunungapi Merapi yang masih cukup tinggi sampai hari di awal tahun 2025 menjadi catatan bagi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan pemerintah daerah, menyusul curah hujan di sekitar puncak kawah utama sering terjadi.

Dalam monitoring yang dilakukan BPPTKG dan disiarkan dalam forum Media Merapi, volume curah hujan di atas puncak bervariasi mulai dari 8 milimeter hingga di atas 100 milimeter.

Adapun durasi curah hujan berkisar antara 60-180 menit.

Selain guguran lava panas, potensi bahaya saat ini berupa awan panas dan banjir lahar hujan pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. 

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Data pemantauan juga menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya. 

Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah potensi bahaya. 

Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved