Selasa, 30 September 2025

Pilkada Serentak 2024

Kritik PDIP yang Tuding Polisi Cawe-cawe di Pilkada 2024, Mantan Aktivis: Tidak Sesuai Fakta

Tudingan yang disampaikan politikus PDIP bahwa polisi ikut cawe-cawe di Pilkada Serentak 2024 disebut tidak berdasarkan fakta.

Penulis: Chaerul Umam
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Pengurus DPP PDIP saat menampilkan foto mendiang mantan Kapolri Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso dalam konferensi pers tentang dugaan pengerahan anggota Polri alias "Partai Coklat" pada Pilkada 2024, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (1/12/2024). 

"Jawa Tengah menghadapi suatu tekanan yang sangat kuat. Di Boyolali, Bung Ronny (Talapessy) memiliki data yang sangat kuat bagaimana instrumen parcok itu digerakkan sampai terjadi ketegangan," ujar Hasto di TPS 024, Jalan Kebagusan IV, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Rabu (27/11/2024).

Jateng disebut kandang Bansos dan Parcok

Provinsi Jawa Tengah dikenal sebagai "kandang banteng" atau penghasil suara terbesar bagi PDI Perjuangan (PDIP) di pemilu legislatif (pileg) maupun pemilu presiden (pilpres). 

Namun kekalahan pilkada Jateng 2024, membuat Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus menyatakan, Jateng bukan lagi kandang banteng melainkan  kandang bantuan sosial (bansos) dan parcok atau partai cokelat. 

Diketahui, partai cokelat diasosiasikan dengan dugaan pengerahan aparat kepolisian untuk suara di Pilkada serentak 2024. 

"Mulai hari ini bisa menyebut Jawa Tengah bukan sebagai kandang banteng lagi. Tapi sebagai kandang bansos dan parcok (partai cokelat)," kata Ketua DPP PDI-P Deddy Sitorus di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (28/11/2024).

"Jadi jangan lagi sebut Jawa Tengah sebagai kandang banteng, tetapi sebagai kandang bansos dan parcok," ujarnya. 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved