Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilkada Serentak 2024

Tom Lembong Suarakan Resistance Blue Pasca Anies Gagal Maju ke Pilgub Jakarta, Apa Maksudnya?

Sahabat dekat Anies Baswedan, Tom Lembong, membuat postingan menarik di akun Instagram-ya hari ini, Senin, 2 September 2024.

Penulis: Choirul Arifin
Instagram @tomlembong
Tom Lembong memposting 2 buah foto kolase dirinya yang saling berdampingan. Foto sebelah kiri Tom Lembong dengan kemeja warna biru muda dan foto sebelah kanan Tom Lembong dengan kemeja biru di akun instagramnya, Senin, 2 September 2024. 

Kemudian, PDIP hendak mencalonkan Anies sebagai calon gubernur Jakarta di Pilgub Jakarta, namun batal di menit-menit terakhir.

Anies Baswedan di kantor DPP PDIP
Anies Baswedan saat berdiskusi di kantor DPP PDIP bertemu dengan sejumlah elit PDIP membahas peluang dirinya maju di Pilkada Jakarta 2024 sebagai calon gubernur dari PDIP.

PDIP secara mengejutkan malah mengusung 2 kadernya sendiri, yakni Pramono Anung yang saat ini menjadi Menteri Sekretaris Kabinet sebagai bakal calon gubernur, berduet dengan kader PDIP Rano Karno sebagai wakilnya.

Pakar hukum tata negara Refly Harun mengungkap setidaknya ada empat faktor yang menghalangi langkah Anies Baswedan maju Pilkada 2024.

Baca juga: Anies Baswedan Didampingi Tom Lembong Sambangi Kantor DPD PDIP Jakarta

Sebagai orang dekat Anies, Refly pun menyinggung adanya dugaan cawe-cawe Istana untuk menggalkan langkah politik mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu.

Anies sebelumnya santer diisukan akan maju Pilkada Jakarta 2024. Isu yang beredar menyebut Anies bakal diusung PDIP dan akan dipasangkan dengan Rano Karno.

Namun PDIP akhkirnya mengusung duet Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta mendatang. Setelah jalannya kandas di Jakarta, muncul isu Anies bakal maju pada Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024.

Tom Lembong3
Tom Lembong bersama elit PDIP Masinton Pasaribu di kantor DPP PDIP. Ini adalah momen saat Tom Lembong mendampingi Anies Baswedan berdiskusi dengan sejumlah elit PDIP membahas peluang dirinya maju di Pilkada Jakarta 2024 sebagai calon gubernur dari PDIP.

Saat itu, Anies dikabarkan akan didetkan dengan Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono.

Namun, jalan Anies lagi-lagi terganjal setelah PDIP akhirnya mengusung pasangan cagub-cawagub Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja di Jabar.

PDIP sempat mengklaim, batalnya Anies maju di Pilkada Jabar disebabkan karena adanya campur tangan 'Mulyono' yang disebut-sebut sebagai Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Terkait rentetan kegagalan Anies maju Pilkada 2024, Refly Harun mengungkap analisanya. Refly melihat setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan gagalnya Anies berkontestasi pada Pilkada 2024.

Baca juga: Tom Lembong: Pemerintah Sibuk Berpolitik, Kebutuhan Masyarakat Tidak Terurus

Pertama, Refly melihat Anies tidak ingin menjadi kader PDIP.

Seperti yang sudah diberitakan, PDIP sempat memberikan syarat agar Anies menjadi kader jika ingin didukung pada Pilkada Jakarta.

Menurut Refly, Anies memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki basus pendukung yang besar.

"Sehingga, menurut saya, dia punya posisi tawar yang tidak mungkin dia negosiasikan," kata Refly, kepada Tribunnews, Jumat (30/8/2024).

Kedua, Refly menilai adanya perbedaan pandangan di internal PDIP. Ia menyebut, ada pihak yang pro dan kontra soal rencana partai banteng mengusung Anies.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved