Senin, 29 September 2025

Partai Golkar dan Dinamikanya

Di Munas Golkar, Bahlil Minta Kader Partainya Hati-hati dengan 'Raja Jawa', Sebut Bisa Celaka

Ketum Golkar, Bahlil Lahadalia meminta agar kadernya berhati-hati dengan 'Raja Jawa', jika bermain-main, maka akan celaka.

Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia saat acara Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024). Hasil Munas menunjuk Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Partai Golkar Periode 2024-2029 secara aklamasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia menyinggung 'Raja Jawa' dalam pidato perdananya setelah resmi terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Golkar yang baru.

Bahlil meminta seluruh kader partainya untuk berhati-hati dengan 'Raja Jawa' tersebut.

Dikatakannya, jika Partai Golkar bermain-main dengan 'Raja Jawa' tersebut, maka mereka akan celaka.

Kendati demikian, Bahlil tak menjelaskan secara spesifik siapa 'Raja Jawa' yang ia maksud.

Hal itu disampaikan Bahlil dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-11 Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

"Jadi kita harus lebih paten lagi. Soalnya 'Raja Jawa' ini kalau kita main-main celaka kita."

"Saya mau kasih tahu aja jangan coba-coba main-main dengan barang ini, waduh."

"Ini ngeri-ngeri sedap barang ini saya kasih tahu. Udah waduh ini, dan sudah banyak, sudah lihat barang ini kan ya, tidak perlu saya ungkapkanlah," ungkapnya

Bahlil juga menegaskan, ia tak memiliki kepentingan pribadi. Katanya, kepentingan ke depan adalah membawa Golkar menjadi lebih baik lagi.

"Saya jujur aja, saya enggak punya kepentingan apa-apa pribadi."

"Kepentingan saya ke depan adalah Golkar harus lebih baik dari sekarang," tandasnya.

Baca juga: Bahlil Bantah Kabar Jokowi Bakal Jadi Ketua Dewan Pembina Golkar: Nggak Benar Itu

Dalam kesempatan yang sama, Bahlil juga membantah tudingan yang menyebut proses Munas XI Golkar diintervensi pemerintah, sehingga dirinya terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi.

"Kebetulan saya jadi menteri kemudian dibilangin intervensi enggak ada itu, intervensi jadi enggak ada," terangnya, dilansir Kompas.com.

Dia pun meminta publik tidak memersepsikan dirinya menjadi Ketum Golkar karena dukungan pemerintah.

Menurutnya, para Ketum Golkar terdahulu juga dekat dengan pemerintah, tetapi tidak muncul tudingan serupa.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan