Penyelenggaraan Haji 2024 Sukses, Alumni PMII Nilai Pansus Haji Berlebihan dan Dipolitisasi
Koordinator Nasional Jaringan Alumni Muda PMII menilai penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M berjalan sukses.
Ada banyak indikator, antara lain pelayanan yang cepat dan terukur, baik pada aspek akomodasi, katering, maupun transportasi. Hal ini berbuah pada kepuasan jemaah haji.
"Saya melihat banyak sekali testimoni yang diungkapkan para jemaah haji se Indonesia, kepuasan dalam banyak pelayanan, penginapan hotel, katering, pelayanan bus salawat yang mengantar jemput jemaah haji dari hotel ke Masjidil Haram, full 24 jam," ujarnya.
Haji 2024, kata Musa Said, jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.
Padahal, kuota tahun ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah.
"Lha, saya kan jemaah haji reguler juga tahun ini. Merasakan langsung layanan dan pelayanan yang diberikan kepada jemaah. Para petugas haji juga luar biasa melayani para jemaah, cepat, responsif, dedikatif, dan profesional," kata Musa Said.
Baca juga: Ketua Umum PBNU Tuding Pansus Haji Bernuansa Politis: Jangan-jangan Gara-gara Menterinya Adik Saya
Dia menjelaskan, mengurus 200 ribu lebih jemaah haji dengan beragam latar belakang, baik pendidikan, pengalaman bepergian, profesi dan lainnya, tentu bukan hal mudah.
"Ini mobilitas sipil lho, bukan militer. Bisa jadi ini adalah mobilitas terbesar di dunia. Tidak sekedar memberangkatkan dan memulangkan orang," kata Musa Said.
Sementara hotel tempat menginap jemaah haji jumlahnya ratusan, katering yang harus disiapkan juga mencapai jutaan boks, transportasi juga, termasuk penanganan kesehatan jemaah yang ada di setiap sektor termasuk KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia).
"Ini tentu bukan pekerjaan mudah. Tapi, toh, semua bisa diurus dengan baik sampai akhir operasional haji," kata Musa Said.
"Pelayanan Armuzna (Arofah-Muzdalifah-Mina) juga lancar dan tertib. Muzdalifah yang bermasalah di tahun 2023, kini tidak terulang. Kalau tahun lalu, jemaah terakhir diberangkatkan dari Muzdalifah sudah lewat tengah hari, sekarang sekitar jam 07.30 jemaah di Muzdalifah sudah bersih, bergeser ke Mina. Suasana masih hangat, belum terik menyengat. Ini prestasi, lho," ucapnya.
Soal Mina, Musa Said mengatakan, tempatnya memang sangat terbatas.
Sejak dulu, areanya hanya segitu-gitu saja, sementara setiap tahun jemaah haji selalu meningkat atau bertambah.
Kepadatan di Mina itu dirasakan jemaah dari seluruh dunia, tidak hanya Indonesia.
Tata kelolanya juga menjadi kewenangan Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi.
Mereka yang mempunyai otoritas untuk mengatur setiap penempatan jemaah dari berbagai negara dan seberapa luas yang boleh dipakai oleh negara tersebut.
DPD RI Setujui Perubahan UU Haji, Usulkan Kementerian Haji Indonesia |
![]() |
---|
KPK Geledah Rumah dan Kantor PHU Kemenag: Mobil, Properti hingga Dokumen Disita |
![]() |
---|
KPK Analisis Laporan ICW Terkait Dugaan Korupsi Penyelenggaraan Haji Tahun 2025 |
![]() |
---|
Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Bakal Sambangi Indonesia Bahas Kuota Haji 2026 |
![]() |
---|
Puan Maharani Bicara Peluang DPR Bentuk Pansus Evaluasi Penyelenggaraan Haji 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.