Senin, 6 Oktober 2025

Jamaah Islamiyah Bubar

Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Bubarnya Jamaah Islamiyah? Tokoh Senior Eks JI Beri Penjelasan

Bubarnya organisasi Jamaah Islamiyah pada akhir Juni itu memantik pendapat skeptis dan keraguan sebagian pihak.

|
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews/Sigit Ariyanto
Tokoh senior Jamaah Islamiyah, Ustaz Abu Mahmudah alias Ustad Arief Siswanto. Ustaz Abu Mahmudah dalam wawancara khusus dengan Tribun mengatakan bahwa JI berangkat dari kejujuran. 

Sampai kapan dan berapa lama kamu akan terpisah dalam situasi ini. Tapi saya tidak memaksa, silakan pikirkan baik-baik. Sekiranya kamu perlu komunikasi dengan saya, silakan komunikasi.

Dengan cara komunikasi seperti itu, mereka akhirnya menyadari, dan memahami. Oh iya ustad kami percaya.

T : Ada nggak yang kemudian menegakkan kepalanya (berontak)?

AM : Awalnya ada yang seperti itu. Tapi kita tetap saja sampaikan dengan cara santun. Ndak papa kamu mau seperti itu, tapi kalau jumlah besar senior kembali ke negara, kamu mau sama siapa.

Kami bisa berdiri seperti para senior ini…kalau kira-kira sanggup..hehehehehe! Tapi Inshaalah sejauh ini mereka bersedia mendengar. Kadang-kadang memerlukan waktu.

Bisa dibayangkan, sudah bertahun-tahun, berpuluh tahun seperti ini, tiba-tiba kereta berhenti. Ndak main-main. Beritanya ke dalam aja besar, apalagi keluar.

T : Saya kira-kira ini akan semakin menggaung, apalagi tokoh-tokoh seperti Ustad Siswanto dan Ustaz Anshori begitu terbuka.

AM : Mudah-mudahan, saya kira harapannya begitu, kita ingin membantu menintegrasikan mereka, kami tidak ingin mewariskan kepada anak-anak kami itu stigma. Karena mungkin kekeliruan dan salah langkah para orang tua ini, mereka teralienasi, potensinya tidak bisa disumbangkan ke hal positif.

T : Bagaimana dengan mereka yang dulu kader JI melakukan aksi kekerasan atas inisitiaf pribadi, apakah juga akan direngkuh atau berlepas diri?

AM : Upaya pertama kami adalah komunikasi, dan pintu pertamanya adalah kesediaan komunikasi dan bersedia mendengar. Bahkan mereka mungkin lebih berhak daripada yang lain.

T : Apakah selama ini sebelum 30 Juni 2024 mereka sudah dianggap di luar organisasi? Atau masih anggota?

AM : Mungkin mereka-mereka itu tidak terlibat dalam struktur, wong saya saya juga tidak di dalam struktur. Tapi bahwa mereka bagian dari keluarga pertama jamaah, dan kaum Muslimin yang punya hak lebih dekat daripada yang lain, tidak akan kami tinggalkan. Kalau ada yang tercecer, kita akan sisir lagi nanti, tentu setelah negara lebih percaya lagi.

T : Tentu butuh pembuktian ya?

AM : Makanya selalu ada yang bilang, ini serius nggak, ini strategi saja, ada yang ragu, ini jangan-jangan taqiyah, ada pertanyaan datang dari banyak pihak. Tapi kami tidak ragu-ragu menjawab. Kami berangkat dari kejujuran, juga kejujuran berkomunikasi. Kalau ndak jujur kan ndak jadi teman toh…hehehehe.

T : Secara pribadi apa pandangan ustaz terhadap mereka yang melakukan aksi kekerasan di masa lalu?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved