Sabtu, 4 Oktober 2025

Idul Adha 2024

Kepala BPIP Ingatkan Momen Idul Adha Jangan Merusak Keberlanjutan Ekosistem Hewan

Momen Idul Adha 1445 H tidak boleh merusak keberlanjutan ekosistem hewan yang disembelih.

Penulis: willy Widianto
Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Drs K.H Yudian Wahyudi saat acara Idul Adha bareng LKKNU di Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2024). Ia berharap momen Idul Adha 2024 yang ditandai dengan penyembelihan hewan kurban dapat diartikan sebagai upaya untuk menghilangkan ego dalam diri masing-masing individu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Momen Idul Adha 1445 H menjadi momen untuk berkorban dengan menyumbang dan menyembelih hewan kurban baik kambing atau sapi.

Terkait hal tersebut Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Drs K.H Yudian Wahyudi mengatakan kurban adalah simbol keikhlasan.

Baca juga: Sapi Kurban di Jakarta Timur Ngamuk, Rusak 2 Unit Sepeda Motor

Namun dengan catatan, praktik ini tidak boleh merusak keberlanjutan ekosistem hewan yang disembelih.

"(Maka itu) memilih hewan kurban yang sudah lanjut usia. Ini untuk menjaga kelangsungan proses perkembangbiakan mereka. Dengan berkurban, kita juga berperan dalam menjaga kelestarian alam," kata Prof Yudian dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Selasa (18/6/2024).

Kepala BPIP juga menegaskan, semangat Idul Adha dapat dianggap sebagai salah satu cara untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional dalam konteks kebangsaan.

"Idul Adha adalah salah satu cara untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional," tegas Prof Yudian.

Menurutnya, berpartisipasi dalam penyembelihan hewan kurban mencerminkan komitmen untuk mendorong rekonsiliasi nasional melalui semangat Idul Adha.

Ia berharap momen Idul Adha 2024 yang ditandai dengan penyembelihan hewan kurban dapat diartikan sebagai upaya untuk menghilangkan ego dalam diri masing-masing individu.

Baca juga: Kronologi Panitia Kurban di Bandar Lampung Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Dihantam Sapi

"Diharapkan (kurban) dapat menghilangkan ego setiap individu," tuturnya.

Alumnus Harvard University tersebut menyatakan bahwa, dalam ibadah kurban terdapat dua semangat yang terkait dengan aspek horizontal.

Yaitu, hubungan dengan kelestarian alam dan hubungan dengan manusia.

"Beribadah kepada Allah memiliki dua aspek horizontal, yaitu hubungan dengan alam dan dengan manusia," ujarnya.

Ibadah kurban lanjut Prof Yudian juga berfungsi sebagai sarana untuk berbagi, yang mencerminkan semangat gotong royong di dalamnya.

"Ini juga sebagai lambang berbagi, memberikan sesuatu yang sangat berharga, yaitu daging. Secara tradisional, Idul Adha merupakan bagian dari semangat gotong-royong," jelasnya.

Prof Yudian menggarisbawahi bahwa, momen Idul Adha 2024 bukan sekadar ritual keagamaan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved